Prolog
Fida menetralisir detak jantungnya. harusnya ia tidak gugup dan bersikap biasa saja. sosok korban kecelakaan yang sedang dirawat didepannya sekarang memang seorang selebritis terkenal namun bukan idolanya. andai kejadiannya lebih awal, mungkin Fida akan menyebut AlFito Hussein sebagai musuhnya. wajarkan Fida membenci orang yang telah menghianatinya.
Namun, karena telah lama berlalu maka Fida tidak akan menganggapnya musuh lagi. bukan juga temannya apalagi sahabatnya.
Alasannya berada ditempat yang sama dengan Fito murni karena permintaan tante Ratih, ibu kandung Fito. wanita yang pernah dipanggil Ibu oleh Fida saat masih menjadi pacar anaknya itu memohon agar Fida mau menunggui Fito sampai dia tiba di tanah air.
" Mbak Fida, silahkan duduk dulu " ujar Aldi yang merupakan asisten Fito.
Fida duduk disamping Aldi yang terlihat lelah.
" Diluar sudah banyak wartawan " ucap Fida.
" Tim management sedang mengurusnya"
Fida mengangguk mengerti.
" Maaf karena datang, tante Ratih yang meminta aku buat kesini "
Aldi mengangguk " Ibu Ratih sudah mengatakan soal kehadiran mbak Fida "
Fida merasa lega mendengarnya. Fida tidak mau menimbulkan prasangka diantara mereka. sebelumnya hubungan Fida dengan beberapa orang Tim Fito memang kurang baik. alasan yang turut memperburuk hubungan pribadinya dengan Fito.
Harusnya Fida menolak saja permintaan tante Ratih, menolak lebih keras lagi karena sebenarnya Fida sudah menolak tapi mendengar permohonan berulang kali seorang ibu yang mengkhawatirkan darah dagingnya meluluhkan hati Fida.
Fida akan lihat sejauh mana ia harus terlibat mengurus Fito karena melihat Fito selama ini berada dalam naungan perusahaan besar mestinya campur tangan Fida tidak terlalu dibutuhkan, semoga saja!