“Jadi, hanya satu bulan?” Jatayu bertanya, seraya menatap lekat Mahesa yang baru saja rampung menyampaikan poin pertama usulannya. “Ya.” Suami Kinanti itu mengangguk. “Satu bulan saja sudah cukup!” Jatayu tak menimpali. Ia hanya mengangkat kedua alisnya sembari menggauk-angguk. “Bagaimana, setuju, Jat? Kinan?” Mahesa memandang Jatayu dan Kinanti secara bergantian. “Setuju saja,” jawab Jatayu, tanpa beban, “ibarat film, aku ini hanyalah pemain figuran, jadi tidak terlalu penting. Kalian yang jadi pemeran utamanya, jadi terserah kalian saja!” “Kamu, Kinan?” Mahesa beralih pada istrinya. “Aku juga manut, bagaimana baiknya saja!” jawab Kinanti, senada dengan jawaban Jatayu. “Ok, sip!” tukas Mahesa, seraya mengacungkan kedua ibu jarinya. Ia terlihat senang, sebab satu poin usulannya bis