Chapter 24

2245 Words

“Naik kereta api..” Bram mulai bernyanyi seraya menatap Rendra.   “Tut tut tut…” Rendra bernyanyi dengan riangnya.   Ia menatap kereta api mainan yang saat ini tengah berjalan di atas rel kereta. Nampak sangat gembira memperhatikannya.   Bram pun kemudian merebahkan dirinya sejenak di atas lantai. Rasanya ternyata sedikit melelahkan juga merangkai arena permainan yang cukup besar ini. Bram sengaja membeli yang paling besar. Semoga saja ini bisa menjadi pengalih Rendra selama beberapa hari terakhir. “Uncle capek?”   “Iya nih.”   Bram pun bangkit dari tidurnya dan kini terduduk seraya menatap Rendra.   “Tapi seneng keretanya bagus. Rendra seneng nggak?” “Seneng. Makasih, Uncle.”   “Sama-sama, sayang.”   “Minum dulu yuk.”   Bram langsung menoleh ke sumber suara. Rupanya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD