Chapter 25

2209 Words

Pukul tujuh malam Bram bisa datang ke rumah Vani. Vani tadi sempat mengiriminya pesan dan menanyakan jam berapa Bram datang. Gadis itu ternyata menanti dirinya untuk makan malam bersama. Rasanya benar-benar seperti sedang ditunggu oleh istri di rumah. Bram masih terkekeh setiap kali ia berpikir demikian.   “Ya ampun ditungguin gini jadi nggak enak,” ucap Bram seraya mengambil posisi duduk di kursi makan.   “Nggak papa. Aku sama Rendra juga belum terlalu laper.”   Bram menganggukkan kepalanya. Ia menoleh ke arah Rendra.   “Makasih ya udah nungguin Uncle.”   “Makan,” sahut Rendra yang kemudian membuat Vani dan Bram terkekeh.   “Udah kelaperan nih kayaknya Bro Rendra.” Bram jadi benar-benar merasa tidak enak kepada anak itu. Ia lantas menoleh ke arah Vani.   “Makasih ya udah di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD