Semua ini milik INARA!” “Besok setelah ijab qobul, kamu langsung pergi dan tinggal di rumah sakit lagi, kan? Jangan lupa balikin cincin nikahnya karena itu juga milik Inara!” “Atau kalau tidak, habis ijab qobul kalian langsung urus pembatalan pernikahan secara diam-diam saja.” Irma buru-buru mengoreksi ucapannya “Ah nanti dibahas ke Arden saja pasti langsung jadi.” Resepsi pernikahan akan digelar sebentar lagi. Sebagai satu-satunya pihak keluarga Intan, Irma dan Andri selaku orang tua, dibebaskan masuk ke kamar mempelai wanita selaku kamar keberadaan Intan. Intan yang sudah mengenakan gaun pengantin dan duduk di depan cermin rias, hanya diam tanpa berniat untuk berkomentar. Ia menunduk, menyimpan rasa pedih yang menggerogoti hatinya. Intan akan maju tanpa bekal, tanpa restu apalagi