“Kamu, Arden, kan?” Pertemuan Arden dengan Centana—mamah Dinda, membuat wanita bergaya elegan itu tak hentinya tersenyum semringah. Lebih tepatnya, semua itu terjadi karena Centana mengetahui siapa Arden dan juga keadaan Dinda. Centana sudah mengetahui bahwa Arden merupakan pembunuh bayaran yang bertugas membunuh Dinda, tanpa harus membuat Arden mengenalkan diri. “Semuanya benar-benar seperti rencana.” Arden berangsur duduk di tempat duduk kafe tempat mereka bertemu dan telah membuat Centana menunggu. Centana yang tampil glamor sekalipun ia mengenakan setelan jas warna putih dan menjadikan celana panjang sebagai bawahannya khas wanita karier, refleks mengangguk semringah. “Iya, ... mamah saya sudah mengabarkan, bahwa Dinda hilang tanpa jejak. Jendela di kamar memang ada yang tidak diku