Suasana luar sudah makin gelap ketika seorang pellayan di kafe, datang menghampiri, memberikan buket mawar merah berukuran besar pada Intan. Buket mawar tersebut benar-benar besar hingga ketika ingin meraihnya harus menggunakan kedua tangan. Intan tak bisa berkata-kata, tapi Rio yang duduk di hadapannya memberi anggukan sarat perhatian. Intan sadar bila teman duduknya menuntunnya untuk menerima buket tersebut. Di tengah suasana remang dan hanya mengandalkan cahaya dari setiap lilin yang menghiasi meja di kafe out door kebersamaan mereka, pria berkulit kuning langsat itu terus tersenyum tulus kepadanya. Kenyataan tersebut pula yang membuat Intan makin berat. Apalagi ketika Intan menoleh ke belakang. Di sana, Arden yang terjaga seorang diri tanpa ada yang menemani, dengan bengis langsung m