40 "Kamu, kenapa ngirimin fotoku ke Mami? Beliau jadi khawatir dan panik, tau nggak!" desisku, sesaat setelah kami duduk berhadapan di kursi ruang kerjanya. "Aku pikir kamu udah cerita ke tante Ruda," jawabnya sambil menunduk. "Maaf," sambungnya, masih tetap menunduk dan kini ditambah dengan merapikan rambut dengan jemari. "Harusnya kamu nanya dulu ke aku, jangan main kirim gitu. Lagian, kamu kan tau kalau di sini kita dalam misi kerja, jadi nggak bisa semua main lapor ke orang tua," ungkapku sambil menatapnya tajam. "Lain kali, tahan niatmu untuk ngelaporin apa pun pada Mami. Aku di sini tengah berusaha menjadi pria tangguh. Kalau kamu kayak gitu, lalu kapan aku bisa lebih mandiri dan dewasa?" tanyaku, sedikit menurunkan volume suara agar tidak terkesan tengah marah. "Sekarang, aku