24 Malam kian larut. Mata pun makin berat, tetapi aku tetap memaksakan untuk bertahan agar bisa menunggu keluarga sang supervisor tiba. Ya, dialah yang merupakan korban kecelakaan lalu lintas tadi, dan kini tengah berada di ruang operasi. Arman juga telah datang sejak enam puluh menit lalu, sedangkan Pak Iwan dan Yandi sudah kuminta untuk kembali ke hotel. Mereka perlu beristirahat agar bisa menempuh perjalanan kembali ke Bandung esok hari dalam kondisi tubuh lebih segar. "Keluarganya kok lama amat, ya, datangnya?" tanya Arman untuk kesekian kalinya. "Macet kali, Man," sahutku di sela-sela menguap. "Dari Bogor ke sini kan dekat." "Tunggu aja sampai mereka datang. Pak Surya mau ditinggal kok aku nggak tega." "Badanku udah pengen rebahan." "Baring di situ aja." Aku menunjuk lan