BAB 17

2016 Words
LOVE NYA JANGAN LUPA YA *** Jongguk melajukan mobilnya membelah jalanan kota Seoul. "Jongguk apa kau bisa lebih cepat"ucap Hyumi kelewat panik. "Jongguk aku rasa belok kiri, itu jalan tercepat menuju Rumah Sakit" "Jongguk... " Hyumi tidak bisa diam, rasa panik terus menguasai hatinya. Min Yoogi, Min Yoogi, Min Yoogi, Nama itu yang terus memenuhi isi kepalanya, hingga rasanya Hyumi ingin berteriak dengan keras akibat rasa frustasinya saat ini. "Yoogi pasti baik-baik saja, kau tidak perlu panik"Jongguk melirik Hyumi yang berada di sebelahnya. Jongguk dapat melihat wajah ketakutan Hyumi, wanita itu terlihat dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Kedua tangan wanita itu bergetar dalam keadaan saling bertahut. Jongguk meraih sebelah tangan kiri Hyumi, menggenggamnya dengan erat dan hal itu membuat Hyumi menoleh padanya. "Tenanglah... Aku yakin dia akan baik-baik saja"ucap Jongguk berusaha meyakinkan. Hyumi mengangguk perlahan, nafasnya memburu dengan pompaan jantungnya yang menggila, kenyataannya ucapan Jongguk tetap tak bisa memperbaiki rasa khawatirannya pada Yoogi. Tak lama mobil Jongguk sampai di Rumah Sakit, Hyumi langsung turun tanpa menggubris teriakan Jongguk yang menyuruhnya agar memelankan langkah kakinya yang berlari kecil menuju ke dalam Rumah Sakit . "Bisa aku bertemu dengan pasien bernama Min Yoogi, dia mengalami kecelakaan mobil sekitar..  Aku rasa sekitar 1 jam yang lalu"ucapnya menggebu-gebu. "Dia ada di.. " "Hyumi"panggil Namhyun yang membuat Hyumi langsung melesat pergi menghampiri pria itu. "Dimana dia?"ucap Hyumi begitu panik. "Di tirai ketiga dari.. "Ucapan Namhyun terpotong saat Hyumi sudah pergi dari hadapannya.   Hyumi berlari ke tempat yang diberitahukan Namhyun, Hyumi menyibak tirai tersebut. "Yoogi"panggil Hyumi saat tirai tersebut terbuka. "Hyumi"gumam Yoogi terkejut. "Apa yang terjadi kau baik-baik saja? Kau terluka?"tanya Hyumi seraya memperhatikan tubuh Yoogi, memeriksa apa ada yang terluka ditubuh pria itu yang kini sedang duduk di atas ranjang seraya menatapnya. "dahimu, aigoo.. Oppa"oceh Hyumi saat melihat dahi Yoogi yang terluka. "Kenapa kau bisa kecelakaan? Kau benar-benar ceroboh! Kenapa kau tidak bisa hati-hati! Untung saja hanya ini bagaimana kalau lukanya parah?! Bagaimana kalau.... Kalau..hiks.... Hiks...hiks..."Hyumi mulai terisak ia menangis akibat khawatirannya yang menggila, Hyumi berhambur memeluk Yoogi, terisak dalam pelukan pria itu. "Mianhae.... Mianhae.. Hiks... Hiks... Hiks.... " Yoogi tersenyum, kedua tangannya melingkar di pinggang Hyumi memeluknya, merengkuhnya ke dalam pelukannya. "Aku baik-baik saja"gumam Yoogi. Tanpa mereka berdua sadari Jongguk melihat semuanya dari jauh. Wajah sendunya menjawab segala hal sedih yang berada di hatinya. Selama ini Jongguk selalu takut, takut Hyumi akan kembali memiliki perasaannya pada Yoogi saat wanita itu memintanya untuk berada di sisi Yoogi sampai keadaan pria itu membaik. Hyumi selalu mencoba meyakinkannya kalau perasaannya tidak akan pernah berubah, Hyumi tidak akan pernah kembali pada Yoogi, dan Jongguk selalu mencoba meyakini hal tersebut bahkan hingga Hyumi bilang kalau ia masih mencintai Yoogi saat mereka berdua di Bandara. Jongguk tidak memperdulikan hal itu ia merasa Hyumi hanya tidak ingin menyakiti salah satu di antara mereka, tapi kini... Dinding pertahanan yang di bangunnya atas kepercayaannya pada Hyumi di hancurkan begitu saja olehnya. Hyumi yang membangun dinding itu tapi ia juga yang menghancurkannya. Jongguk merasa ia tidak ada kesempatan lagi, sikap khawatir yang Hyumi berikan saat ini melawan semuanya, ia memang bukanlah pria yang bisa mengantikan Yoogi. Bahkan ia rasa sosok pria itu tidak akan pernah tergantikan di hati Hyumi. "Kau dimana tadi? Aku mencarimu sejak tadi, kenapa kau pergi?"Hyumi terhenyak mendengarnya, ia melepaskan pelukannya dari Yoogi, matanya beralih memandang nya, suara lemah dan wajah sendu pria itu seakan menyakiti hatinya. "Mianhae"sesal Hyumi tetunduk. "Apa kau berniat pergi? Kau mau pergi dariku?" "Aniyo"bohong Hyumi. "Jangan pergi lagi! Sudah ku katakan tetaplah disisiku, kalau kau berniat pergi lagi? Maka saat kita berjumpa lagi, kau hanya akan menemukan abuku di Pemakaman" "Tidak lagi, aku tidak akan pergi lagi" Mata Yoogi membulat, mendengar perkataan Hyumi membuatnya merasa begitu senang bukan main. "Jadi.. Kau berniat memberikanku kesempatan lagi?"tanya Yoogi memastikan kalau pendengarannya tidaklah salah. Hyumi menganggukkan kepalanya dengan senyum di bibirnya. "Kamsahamnida"Yoogi bngkit berdiri dan kembali menarik Hyumi ke dalam pelukannya. Ia benar-benar bahagia karena Hyumi kembali memberikannya kesempatan. Karena hanya luka kecil Yoogi sudah di perbolehkan pulang, kini keduanya sedang berada di dalam. Mobil menuju Rumah,  mobil Yoogi mengalami rusak kecil akibat menabrak pohon hingga akhirnya Namhyun harus mengantar mereka berdua dengan mobilnya. Hyumi bersandar pada bahu Yoogi, pria itu melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Hyumi. "Kau tahu dari Namhyun ?" "Ne, kau kecelakaan ku kira kau terluka begitu parah, untung saja hanya luka kecil" "Bagaimana kau ke Rumah Sakit?  Kau naik Taksi?" "Ani, Jongguk yang mengantarku" "Omo! Jongguk"ucap Hyumi terkejut saat mengingat Jongguk. "Wae?"tanya Yoogi bingung. "Dia yang mengantarku ke Rumah Sakit dan aku lupa kalau ada dia" "Aigoo"desah Hyumi frustasi. "Kau cari apa?"tanya Yoogi saat melihat Hyumi sibuk melihat isi tasnya. "Aku mencari ponselku" "Untuk apa?" "Menghubungi Jongguk" "Kenapa?" "Setidaknya aku harus mengucapkan terima Kasih dan minta maaf karena mengabaikannya" Yoogi terdiam, dia mengerti akan hal itu walaupun sedikit tidak suka karena Hyumi masih berpikir tentang Jongguk. Hyumi langsung mencoba menghubungi Jongguk saat berhasil menemukan ponselnya. "Yeoboseyo, Jongguk-ah"ucap Hyumi saat sambungan telponnya terhubung. "Mianhae karena aku melupakanmu tadi" "Gwenchana, aku tahu kau sedang panik, kau tidak apa? Yoogi baik-baik saja?" "Ne, dia baik hanya luka kecil, kau dimana?" "Aku di jalan menuju Rumah, tadi ada urusan jadi aku langsung pergi tanpa memberitahumu mianhae" "Gwenchana" "Arraseo Hyumi, aku sedang di jalan nanti lagi kita bicara, jaga dirimu jangan terlalu lelah" "Annyeong" "A...."ucapan Hyumi terputus karena Jongguk sudah memutuskan sambungannya. Wajah Hyumi tertunduk, ia merasa bersalah pada Jongguk, ini pertama kalinya Jongguk memutuskan sambungan telponnya. Hyumi yakin Jongguk pasti terluka karena keputusannya untuk memilih Yoogi. Perasaannya sedikit sesak, ia merasa hancur dan bahagia di saat bersamaan. Ia menyakiti Jongguk namun ia juga merasa bahagia karena memilih Yoogi yang memang pria yang ia cintai. Hyumi terhenyak saat merasakan tangan Yoogi menggenggam sebelah tangan kanannya. Hyumi beralih memandang Yoogi, pria itu menatapnya dengan senyum yang begitu lembut. "Dia pasti mengerti, dia tidak akan marah padamu" Hyumi menggelengkan kepalanya lemah. "Aku menyakitinya" "Dia pasti akan memaafkanmu" "Aku tidak tahu, aku... " "Kemarilah"Hyumi mengikuti perkataan Yoogi, ia nerhambur ke pelukan pria itu, Yoogi memeluk Hyumi dengan mengusap pucuk kepala nya lembut. "Semuanya akan baik-baik saja" ** Hanya pernikahan biasa setelah kejadian itu, keduanya menggelar penikahan agar terikat dalam satu hubungan resmi. Hyumi dan Yoogi sudah kembali menjadi keluarga yang akan lengkap dengan calon bayi mereka yang akan lahir. Tinggal menghitung hari, bayi itu akan melihat cantiknya dunia. Hyumi menutup pintu kulkas dengan sebotol air yang dipegangnya. Tubuhnya berbalik ke arah pintu saat mendapati Yoogi di sana. "Yoogi oppa kau pulang, ini masih jam 9 pagi, kau tidak bekerja?"tanya Hyumi bingung, dia tidak mengerti kenapa Yoogi kembali pulang padahal jam setengah delapan dia baru saja pamit untuk pergi berkerja. "Hyumi, kau tahu Jongguk" "Kenapa dengan Jongguk?"tanya Hyumi terselip rasa penasaran di sana mengingat setelah kejadian di Rumah Sakit 4 Bulan yang lalu ia tidak pernah lagi bertemu dengan pria itu. "Sebenarnya aku tidak mau memberitahukannya padamu tapi.. Aku rasa ini penting" "Jongguk akan pergi ke USA hari ini jam 10.17" "MWO!" - Bandara Incheon. 10.05 KST. "Ayo oppa"ajak Hyumi tak sabaran. "Kau sedang hamil besar, hati-hati dengan langkahmu"oceh Yoogi. Hyumi langsung pergi menuju pesawat yang akan membawa Jongguk ke USA, semuanya ia tahu dari Yoogi dan Yoogi tentu saja dari Namhyun. "JONGGUK" Jongguk yang baru saja berdiri untuk menyeret kopernya pergi langsung terhenti saat mendengar teriakan menggema yang tidak asing di telinganya. "JEON JONGGUK"teriak Hyumi lagi. Hyumi makin mempercepat langkahnya menuju Jongguk sementara Yoogi menghentikan langkahnya, setidaknya dia memberi ruang antara kedua orang itu saat ini. "Yak...yak.. Kau sedang hamil besar berhenti berlari-lari kecil seperti itu"protes Jongguk saat Hyumi sudah berada di hadapannya. Hyumi tersenyum dengan cengiran di wajahnya, mendengar omelan Jongguk sedikit membuatnya senang. "YAK"protes Hyumi keras membuat Jongguk tersentak karenanya. "Teganya kau pergi tanpa memberitahuku, tidak ada kabar dan sekarang kau pergi diam-diam" Wajah Jongguk tertunduk, dia tidak bisa melihat wajah Hyumi lagi, melihat wanita itu membuatnya akan sulit untuk pergi dan melepaskannya. Terlalu sulit bagi Jongguk melepaskan Hyumi. "Mianhae"(Maafkan aku) gumamnya. "Maaf, kau menyebalkan.. Kenapa kau harus minta maaf kalau sebenarnya aku lah yang menyakitimu, kau tidak salah Jongguk aku yang salah... Maafkan aku... Maafkan aku karra sudah menyakitimu" Jongguk mendongkak, ia begitu terkejut saat mendapati Hyumi yang tengah menangis di hadapannya. Seketika hal itu membuatnya panik. "Hyumi" "Hiks...hiks.... Jahat sekali aku begitu jahat padamu maafkan aku.. Hiks.. Hiks" Jongguk memeluk Hyumi, bibirnya tersenyum lalu tak lama ia melepaskannya. "Berbahagialah, katakan padaku jika ia menyakitimu lagi"ucap Jongguk pada Hyumi seraya menyeka air mata di pipi Hyumi dengan kedua ibu jarinya. "Aku yakin kau akan bertemu dengan wanita baik di luar sana" "Ya.. Ku harap dia sepertimu" "Jongguk" "Haruskah kau pergi?" "Aku ingin membuka cabang di sana, melebarkan sayapku di USA" "Apa Korea kekurangan tempat untuk lahan Perusahaanmu?" "Ckckck.. Lucu sekali kau ini, ya Korea kekurangan lahan untuk Perusahaanku berdiri di sini" Hyumi terkekeh seraya memukul pelan lengan Jongguk. "Kau akan lama di sana?" "Aku bahkan belum pergi nona, kau malah sudah menanyakan hal itu" "Aku pasti akan merindukanmu Jongguk" "Aku juga akan begitu merindukanmu" "Terima Kasih untuk segalanya" "Itu tidak masalah" "Sungguh Jongguk terima Kasih"ulang Hyumi. Jongguk terdiam mengamati Hyumi, bibirnya tersenyum seakan merekam wajah wanita itu di dalam ingatannya. Jongguk melangkah maju mendekati Hyumi, kedua tangannya menangkup wajah wanita itu. CHU~ Hyumi bahkan Yoogi terkejut saat Jongguk mengecup kening Hyumi. Cukup lama sebelum akhirnya ia melepaskan ciumannya saat mendengar tentang keberangkatan pesawatnya sebentar lagi. "Untuk terakhir kalinya...., Hyumi aku mencintaimu, aku harap kau bahagia" Hyumi terhenyak mendengar perkataan Jongguk, ia melirik ke atas tepat ke wajah Jongguk yang kini mulai menjauh. "Aku pergi" Jongguk tersenyum sebelum akhirnya ia memyerey kopernya pergi dari hadapan Hyumi. Air mata yang Hyumi tahan sejak tadi menetes begitu saja, kini ia hanya bisa menatap kepergian Jongguk yang mulai menjauh dari arah pandangnya. Jongguk pergi menuju barisan untuk diperiksa tiketnya. Hyumi terus memandangnya dari jauh. Saat ingin masuk ke dalam Jongguk menghentikan langkahnya, tubuhnya berbalik kembali melihat ke arah Hyumi. Ia melambaikan tangannya dengan senyum lembut di bibirnya. Hyumi tersenyum saat melihat gerakan tangan Jongguk yang memberinya petunjuk untuk menghapus air mata dan tersenyum. Hyumi mengangguk dan membalas lambaian tangan Jongguk. Hidup ini seperti sebuah cerita.dengan berbagai genre di dalamnya ada Romance, Sad, Comedy dan lain-lain. Dan tidak ada yang bisa menebak kejadian apa yang akan terjadi nantinya, seperti cerita yang di tulis oleh seorang penulis hebat. Saat ini kau bahagia, nanti kau akan terluka lalu kau akan bahagia kembali. Semua itu seperti misteri yang tak bisa terkira. Biarkan semua itu mengalir, karena pada akhirnya kebahagiaan akan menjadi hadiah dari kesedihan yang kau alami. Karena setiap orang berhak memiliki kebahagiaan. Kalau kau tidak menemukan kebahagiaan itu, maka biarkan kebahagiaan itu yang menemukanmu. ** 5 Tahun kemudian..... "Belum mulai untung saja aku kira kita terlambat"ucap Hyumi pada Yoogi yang kini sedang berdiri di sebelahnya. Mereka memasuki sebuah Aula besar, dengan kursi merah di dalam sana. Mereka berdua mendudukan salah satu kursi di bagian ketiga dari depan. Hari ini adalah acara Kelulusan bagi Taman kanak-kanak. Mereka akan menunjukan keahlian mereka di hadapan orang tua. Sebuah pertunjukan seni yang di gelar Sekolah untuk meramaikan hari kelulusan. "Kapan ini di mulai?"tanya Yoogi. Hyumi mengendikan bahunya. "Aniyo"(Tidak tahu) Para orang tua mulai mengambil tempat mereka karena acara akan segera di mulai. Lampu mulai padam setelah para orangtua mengisi tempat mereka. Acara akan segera di mulai. "Eoh SOYOON-AHHH"teriak Hyumi reflek saat melihat Putri mereka memasuki panggung yang terdapat di hadapan mereka. "Yak jangan berteriak"protes Yoogi. "Tapi itu putriku" "Mereka semua tahu itu putrimu, berhenti berteriak setiap kali putrimu menggelar pentas seni" "Arraseo.. Kau tidak seru"(Baiklah) Yoogi hanya bisa menatap heran sang istri, ini keempat kalinya Hyumi berteriak saat melihat Putri mereka. Terakhir kali Hyumi berteriak heboh saat putrinya melakukan lomba memasukan bola ke keranjang. Dan kini saat pergelaran seni di hari kelulusan. Padahal mereka sudah melakukan perjanjian tadi. Hyumi terkejut saat mengetahui bahwa Putri mereka akan memainkan piano dalam pergelaran seni saat ini. Putri kecilnya mulai bermain, ini merupakan lagu yang suka Yoogi mainkan untuknya. Hyumi terus memusatkan perhatiannya pada gadis kecilnya, terhipnotis untuk terus menatapnya dengan rasa kekaguman yang luar biasa. 3 menit hingga akhirnya permainan gadis kecil itu berakhir. "Kau sangat pintar"puji sang guru yang menjadi moderator acara. "Untuk siapa kau mainkan lagu ini?" "Ini untuk eomma, Saengil chukkae uri eomma, Saranghae"(Selamat ulang tahun untuk ibu. aku mencintaimu) ucap SoYoon seraya mengangkat kedua tangannya berbentuk Cinta. Hyumi tersenyum pada gadis kecilnya, kamsahamnida...Hyumi mengatakan hal itu tanpa suara pada sang gadis kecilnya seraya melakukan apa yang SoYoon lakukan. "Saengil chukkae chagiya"(Selamat ulang tahun sayang) Chu~ Yoogi mengecup pipi kiri Hyumi membuatnya menoleh pada Yoogi. "Saranghae!"ucap Yoogi(Aku mencintaimu) "Kamsahamnida oppa"(Terima kasih) "Nado saranghae oppa"(Aku juga mencintaimu)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD