“Kamu!” Darius terperangah. Dia masuk jebakan gadis nakal itu lagi!
“Kan janjinya hanya aku tidak akan membeli pakaian semacam itu seumur hidup, berarti aku bisa memakainya asal bukan aku yang beli” Morin memamerkan deretan gigi putihnya tanpa rasa bersalah.
Yang ada di pikiran Darius saat ini adalah apakah dia boleh mengubur keponakannya ini hidup hidup? Atau menenggelamkannya di sungai thames? Dia bisa dengan mudah menyeret gadis nakal ini ke sungai thames. Atau mungkin melempar gadis ini dari atap mall ini lebih memuaskan.
“Om tidak akan tega padaku” kata Morin menghentikan kesenangan Darius memikirkan apa yang bisa dia perbuat pada gadis licik di depannya ini.
“Apa?” jawab Darius ketus.
“Aku sudah sering melihat tatapan haus darah itu dan aku tahu om sedang membayangkan cara untuk menyiksa atau membunuhku. Lupakan itu karena om tidak akan tega” kata Morin masih dengan senyum gelinya.
Dia sering melihat tatapan haus darah seperti itu, biasanya saat dia berhasil memanipulasi orang sampai di batas kesabaran orang itu. Dan kebanyakan dari mereka adalah keluarganya, tepatnya keluarga ayahnya, dan ekspresi mereka sedikit mirip jadi dia bisa mengenalinya.
“Menurutku menenggelamkanmu di sungai thames itu yang paling memuaskan” kata Darius masih menatap tajam keponakannya.
“Aku bisa berenang sehebat little mermaid om, jadi akan menyulitkan om nantinya” Morin nyengir.
“Kalau begitu kukubur kau hidup hidup” jawab Darius. Jika dia mengatakan hal itu pada orang lain dengan cara dia menatap Morin sekarang, bisa dipastikan orang itu pingsan atau mungkin sudah kencing di celana.
“Om lupa aku ini didikan omah. Membutuhkan waktu lama sampai om bisa menguburku, itu juga kalau om berhasil mengalahkanku” jawab Morin sombong.
“Kau meremehkan kemampuanku?” Darius memandang remeh gadis itu.
“Bukan begitu om, tapi kadang faktor ‘u’ itu cukup menentukan hasil akhir” Morin tertawa, jelas sekali dia sedang meledek Darius.
Darius menutup matanya, dia harus menenangkan dirinya. Sepertinya keponakannya ini dikirim Tuhan sebagai cobaan untuknya. Abaikan saja kelakuan gadis itu, dia pasti bisa melewatinya, satu minggu lagi saja dan semua sudah selesai, hidup tenangnya akan kembali setelah dia kembali lagi kesini.
Morin berjalan mendekati omnya dan berkata dengan manis.
“Om, aku tidak akan memakai pakaian seperti itu” kata Morin menenangkan. Yang malah membuat Darius membuka matanya dan menatap gadis itu curiga.
“Kecuali di depan om” lanjut Morin polos. Sebenarnya tadi dia sudah mau menghentikan keisengannya, tapi melihat tatapan curiga Darius, membuatnya sulit untuk berhenti. Dan Darius mengerjap karena terkejut dengan perkataan Morin. Namun belum sempat dia bicara, Morin sudah bicara lagi.
“Eh salah, harusnya di depan suami ya”
“Tapi kan sekarang om lagi jadi sugar daddy, jadi boleh dong” lanjut Morin lagi seperti kereta. Namun sebelum dia bisa membuka bibirnya lagi, tangan Darius membekap mulutnya.
“Sudah cukup gadis nakal, jangan membuatku benar benar menenggelamkanmu di thames” kata Darius geram. Dan Morin menjawab dengan anggukan. Perlahan Darius melepaskan tangannya, menatap keponakannya penuh ancaman.
“Aku lapar” kata Morin. Dia dengan cepat mengalihkan pembicaraan. Tujuannya sudah tercapai, jadi dia sementara akan berhenti berulah. Ulang tahunku cepatlah datang, aku sudah tidak sabar menunggu cincin lamaranku la la la la… Morin bersenandung dalam hatinya.
“Aku mau makan steak” Morin kembali menggandeng tangan Darius tanpa ijin dan mulai berjalan lagi. Lalu dia mulai berceloteh lagi tanpa rasa bersalah.
Malam itu berlalu dengan cukup baik setelah Morin kembali menjadi gadis yang manis. Sungguh, Morin adalah gadis ceria yang menyenangkan jika otaknya tidak lagi konslet.
Tanpa sadar Darius banyak bicara karena pengetahuan Morin yang luas membuatnya lupa kalau gadis disampingnya ini baru berusia tujuh belas tahun. Gadis itu bahkan mengerti sistem kerja perusahaan Volle dan harga pasar saham yang membuat obrolan mereka nyambung.
Satu satunya hal yang bisa membuat Darius banyak bicara hanyalah bisnis dan pekerjaan, dan Morin sudah mengetahui hal itu sejak lama. Dan berbicara dengan Darius pun membuat pengetahuan bisnisnya bertambah, jadi dia memang suka mengobrolkan bisnis dengan omnya, bukan hanya untuk mencari bahan obrolan.
Mereka sampai di penthouse jam sepuluh malam, bisa dibilang hari ini memang mereka kencan. Berjalan dengan bergandengan tangan di mall, berbelanja dan makan malam berdua.
Hari ini akan selamanya diingat oleh Morin. Kencan di mall, kepastian kalau omnya bukan gay, ditambah dengan janji akan sebuah cincin untuk hadiah ulang tahunnya. Gadis itu masuk ke kamarnya dengan hati yang bahagia, kebahagiaan yang akan dibawa sampai ke alam mimpinya.
Berbeda dengan pria di kamar sebelah yang sekarang sedang sulit tidur. Tiap kali dia memejamkan matanya, maka bayangan tubuh seksi Morin dengan gaun hijau itu langsung muncul. Dia pria normal, tidak mungkin tidak terangsang melihat tubuh seksi dalam balutan gaun kurang bahan yang memperlihatkan hampir seluruh tubuh bagian atas gadis itu, yang bahkan terlihat lebih menggoda daripada tidak pakai pakaian sama sekali!
Belum lagi imajinasinya yang bergerak liar membayangkan gadis itu mengulum bibirnya seperti semalam dengan menggunakan gaun kurang bahan itu!
Dia bergerak gerak gelisah di ranjangnya dan akhirnya bangun lalu duduk di sisi ranjang.
“s**t!” Darius menggosok wajahnya dengan sebelah tangannya, lalu menuju kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya.
Setelah keluar dari kamar mandi, tubuhnya sudah lebih rileks dan dia kembali ke ranjangnya untuk tidur. Namun pada saat dia menutup mata, tiba tiba teringat perkataan Morin.
“Tidak membeli tidak berarti tidak menggunakan loh om”
“Kan janjinya hanya aku tidak akan membeli pakaian semacam itu seumur hidup, berarti aku bisa memakainya asal bukan aku yang beli”
“Kecuali di depan om”
“Eh salah, harusnya di depan suami ya”
“Tapi kan sekarang om lagi jadi sugar daddy, jadi boleh dong”
Darius langsung membuka matanya lagi, lalu dia mulai memaki dalam semua bahasa yang dia ketahui.
Dia kembali gelisah lagi, kali ini karena memikirkan tatapan lapar para pria jika melihat gadis itu menggunakan pakaian kurang bahan yang sangat mengundang itu. Belum lagi menjadikan gadis itu sebagai fantasi liar mereka. Itu tidak boleh terjadi! Gadis nakal itu tidak boleh menggunakan pakaian semacam itu sampai kapanpun! Dia akan dan harus memastikan hal itu! Harus!!
Darius benar benar sulit tidur malam ini..
****