Great girl

1087 Words
Dirimu adalah sebuah kesempurnaan yang mengagumkan. Bolehkah aku berharap? __Lukas__ *** Gadis itu berjalan mundur. Tidak! Ia tidak mau bertemu dengan Ibunya, ia tidak mau kembali ke dalam rumah neraka itu. Asyila mengepal eratkan kedua tangannya. Kemudian ia segera memutar dirinya. Ia akan kembali ke kelas, dan pulang setelah wanita itu pergi dari sana. Tapi... Lukas berdiri di depannya. Menatap penuh tanya padanya. "Seorang Ibu sedang mencari anaknya. Apakah itu salah?" Kalimat Lukas sedang tidak tepat. Asyila tidak boleh terpancing dan malah berdebat di sana. Kemudian membuat perhatian murid lain ter-arah padanya. Tidak! Asyila harus menghindarinya. Asyila tak menghiraukannya. Ia segera menghindar. Tapi... "Please Lukas..." Lirih Asyila mencoba melepaskan cekkalan tangan cowok itu. "Hadapi, jangan jadi pengecut!" Asyila menggeleng. Lukas tidak akan mengerti. Ini tidak seperti yang laki-laki itu pikirkan. "Gue mohon lepasin Lukas," lirih Asyila memohon. Wajahnya terlihat amat menyedihkan. Lukas malah memegang tangan gadis itu lebih erat. "Masalah lo enggak akan kelar. Kalau lo sendiri gak ada niat buat nyelesainnya." Asyila menggeleng, "enggak! Lo gak tahu apa-apa. Lepasin gue Lukas. Lepas..." Gadis itu setengah menangis. Kedua matanya terlihat sembab. Dan itu membuat Lukas penasaran. Apa alasan sebenarnya yang membuat Asyila sampai tidak mau pulang? "Asyila..." Lirih Lukas. Sepertinya dengan cara lembut tidak akan membuat Lukas melepaskan dirinya. Maka jangan salahkan Asyila jika gadis itu kini mengambil cara yang kasar. Dengan gerakkan cepat Asyila menggigit tangan Lukas dan menginjak kakinya kuat. Sontak dengan refleks Lukas melepaskan tangan gadis itu. "Argghhh!" Lukas meringis. Belum habis rasa kagetnya. Asyila sudah kabur menuju parkiran. Karena ia sepertinya menemukan mangsa yang lebih menarik. Ia melihat Damian yang membuka pintu mobilnya. Sepertinya laki-laki itu akan pulang. Asyila senyum misterius. Gadis itu berlari cepat. Kemudian ia segera mendorong Damian kuat. Sehingga laki-laki itu masuk dan bergeser refhleks ke bangku penumpang. Dengan cepat Asyila duduk di bangku kemudi, setelah merebut kunci mobil di tangannya Damian. "L-lo mau ngapain? Ini mobil gue?" Damian gugup. Bukan apa-apa, ia sudah berjanji pada dirinya kalau ia tidak mau berhubungan apapun dengan gadis pengacau itu. "Gue tahu!" Asyila segera menyalakan mobil tersebut, "Pegangan yang erat. Kalau lo masih pengen hidup!" "Hah!" Damian malah bengong. Dan detik berikutnya mobilnya melaju cepat, dengan teriakkan klakson guna menyingkirkan kerumunan Murid yang berada di depan gerbang. "Asyila lo gila!" Rutuk Damian. Ia melihat jelas kepanikan para siswa di depan sana. Yang hampir di tabrak gadis itu. "Ini bukan apa-apa. Lo bakal lihat gue lebih gila lagi setelah ini!" Asyila membawa mobil Damian dengan kecepatan di atas rata-rata. Berbarengan dengan klakson yang ia tekan kuat. Agar siapapun yang menghalanginya segera menyingkir. "Asyila gue belum mau mati! Asyila Please hentiin!" Asyila tidak menjawab. Ia mendengus jengah ketika melihat dari kaca spion ada dua motor pria berjas hitam mengejarnya. "Shittt!" Asyila menambah kecepatan. Membuat Damian mencengkram erat seatbeltnya. Ia menggeleng frustrasi pada gadis gila itu. Ia suka ngetrek. Tapi tidak di jalanan umum yang ramai seperti ini. Damian suka ngetrek kalau di jalan sirkuit khusus atau jalanan kosong. Sial! Gue bisa mati!_ Damian menggeleng takjub. *** Jalanan cukup ramai. Dan Asyila masih saja membawa mobilnya dengan kecepatan gila. Karena masalahnya dua motor itu sama sekali tidak berhenti mengejarnya. Sejenak Asyila terlihat frustrasi. Setelah berpikir beberapa saat. Asyila memutar arah. Membuat suara mobil berdecit nyaring. Damian menutup kedua telinganya. Belum lagi serapahan dari orang di luar sana yang hampir menjadi korban kegilaan gadis . Tiba-tiba "Huaaa!" Teriakkan Damian ketika ada mobil dari arah yang berlawanan hampir menabrak mobilnya. Damian memegang dadanya kuat-kuat. Sepertinya jantungnya hampir loncat. Namun Asyila dengan senyum tipisnya. Kembali membawa mobil tersebut dengan gaya yang tak pernah Damian bayangkan. Asyila membuat mobilnya bergerak jigjag. Hingga pengemudi lain berteriak serapah pada mereka berdua karena Asyila mengambil jalan bagiannya. Tapi itu tak akan mampu membuat Asyila menghentikan kegilaannya. Karena nyatanya dua motor itu masih saja mengejarnya di belakang. Damian terlihat pucat. Kedua lututnya gemetar. Ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Alloh... Tolong Damian Allohhh... Laki-laki itu bersumpah di dalam hatinya. Ia tidak akan pernah mau lagi berhubungan dengan gadis iblis di sampingnya ini. Belum habis rasa kagetnya. Damian menganga ketika melihat dua buah mobil toronton dari jalan lain menuju padanya. Karena Asyila si gadis gila itu menerobos lampu merah. Mencuri jalur lain yang lumayan terlihat kosong. Namun sayangnya dua toronton itu seperti akan menghimpit mobilnya. Dan bisa di pastikan mobilnya akan ancur jika kedua toronton itu menghimpitnya. Damian pasrah, ia menutup kedua matanya kuat-kuat. Hamba pasrah Ya Alloh... Hamba pasrah... Ampunilah dosa hamba... Damian mencengkram erat seatbeltnya. "Pegangan yang erat, kalau lo mau hidup!" Damian mengikuti instruksi gadis gila itu. Meski di dalam hatinya dongkol setengah mati. Tiba-tiba entah apa yang Asyila lakukan. Mobil menjadi miring. Melesat melewati dua toronton yang hampir menyelip mereka. Damian yang menyadari itu. Ia membuka matanya. Dan... "Huaaaaaaa!" Ia berteriak kuat saking takutnya. Kedua toronton itu hampir saja meremukkan dirinya. Asyila hanya berdecak sebal. Dan menggeleng jengah. Kenapa laki-laki itu berisik sekali, pikirnya. Ia kembali menyeimbangkan kondisi mobil setelah berada jauh dari keramaian. Dan membawanya ke sebuah taman. Yang lumayan jauh dari kedua bodyguard bermotor tersebut. Dan Asyila yakin kedua motor itu sudah kehilangan jejaknya. Asyila mengentikan mobilnya. Ia tersenyum puas. Kemudian ia membuka seatbelt yang di kenakannya. Ia hampir saja keluar. Ketika ia menyadari kalau Damian masih terdiam dengan wajah kacau amat shock. Ia menggeleng geli, segera menepuk pelan pipi laki-laki itu. "Are you Ok?" Are you Ok gundulmu!_serapah Damian di dalam hatinya. Ia membuang wajahnya kesal. Dengan kedua matanya yang menatap tajam sekilas pada Asyila. Melihat itu Asyila tersenyum tipis. Ia amat mengerti kekesalan laki-laki itu. Kemudian ia mendekatkan wajahnya. Dan... Cup! Asyila mencium pipinya sekilas. "Thanks!" Ucapnya membuat Damian melotot bulat. Gadis gila itu menciumnya. Setelah apa yang di lakukannya. Dan sekarang malah kabur dengan taxi di depan sana. Damian menggeleng takjub. Ia masih memegang sebelah pipinya. Menatap kosong pada taxi yang membawa gadis gila itu. Tok ...tok ... Ketukkan dari luar membuat Damian terperangah. Ia segera membuka pintu mobilnya, dan memeluk Lukas yang malah kaget. "Huaaaaa! Gue hampir matiii!" Rengeknya. Membuat Lukas mendorong laki-laki itu kuat. Gila saja, di peluk cowok. Apa kata dunia. "Eh, gila! Lepasin gue!" Serapah Lukas. "Gue hampir mati Lukas! Gue hampir mati!" Damian masih menyembunyikan wajahnya di pundak sahabatnya itu. "Lepas gila! Mana si Asyila?" Tanya Lukas cemas. Damian menggeleng dan menunjuk taxi yang berjalan semakin menjauh. Lukas terdiam. Sekali lagi ia di kagetkan dengan apa yang dilakukan gadis itu. Ia bahkan belum tentu bisa membawa mobil seperti gadis itu tadi. Gue semakin penasaran sama lo Asyila...__Seulas senyuman menghiasi kedua bibir laki-laki tampan itu. Sementara Damian masih saja bersungut-sungut dengan kekesalannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD