ban 8

1009 Words
"Tapi kebaikan mereka justru kamu salah artikan, aku tak tahu bom waktu seperti apa yang akan menunggu untuk meledakkan kita!" Sumirah terperangah dengan ucapan suaminya Indra, dalam hati dia menjepit tak terima dengan apa yang diucapkan oleh suaminya. "Sialan kamu, yang ada itu gerbang kebahagiaan yang menanti kita, andara adalah Putri kandung kita, Putri Yang suatu saat nanti akan mengangkat derajat kita, karena kemewahan yang dimilikinya, lihat aja nanti! Batin shimara dalam hati, saja sudah tidak akan berani berkata seperti itu di depan suaminya, itu hanya terucap di dalam hatinya saja. "Sum, sum, Semoga kamu tidak menyesali apa yang kamu lakukan hari ini, Aku tidak bisa berbuat apa-apa anda karma itu sudah mulai menghampirimu, Sebenarnya aku pun takut jika karena itu pun akan ada untukku, karena secara tidak langsung aku pun ikut anda dalam semua ini!" batin indra dalam hati,di lubuk hatinya terdalam, Sebenarnya dia sangat menyesali pertukaran kedua gadis tersebut. Nasib yang seharusnya tidak terjadi demikian, ini malah berlaku tidak sesuai dengan yang harusnya terjadi, penyesalan itu hanya bisa dihasilkan dalam hatinya sendiri. Terbesit keinginan untuk mengungkap segalanya, tapi nyalinya kembali ciut saat dia menyadari ketegasan sang majikan dengan sebuah ketidakadilan. Majikannya yang terkenal baik, memiliki sifat yang tidak pernah ditampakkan di muka umum, sifat itu akan muncul jika memang benar-benar ketidakadilan itu terjadi. *** 7 tahun telah berlalu, ini usia Andara dan kenes genap 14 tahun. Andara masih duduk di kelas 8 dan akan memasuki kelas 9, Tapi tidak untuk kenes, kenes mengambil jalur akselerasi, karena kemampuan otaknya yang di atas rata-rata. pendidikan dasar hanya ditempuhnya selama 4 tahun SMP 2 tahun dan kini dia sudah menjalani 2 tahun masa SMU dan akan lulus di tahun depan. Jalur akselerasi yang ditempuhnya menyingkat masa sekolahnya, saat Andara baru akan naik kelas 3 tapi Kenes akan masuk universitas. Kemampuan kenes yang di atas rata-rata itulah yang semakin membuat keluarga Zachary semakin menyayanginya, dia digadang-gadang akan memegang tombak utama salah satu perusahaan yang didirikan oleh keluarga Zachary. "Jika kamu masuk universitas kamu ambil jurusan bisnis aja ya nak, Saya tidak sabar menunggumu untuk segera bergabung di perusahaan, pasti kamu akan mencetuskan berbagai macam ide brilian!" kata Tuan Zachary saat makan siang. "Maaf tuan, Tapi saya lebih menyukai tata boga, Saya ingin menggeluti hobi saya itu, saya mohon maaf jika saya mengecewakan!" jawab kenes sopan atas keinginan Tuan Zahcary kepadanya. Meskipun Tuan Zachary kecewa, Tapi beliau tetap menghargai keputusan dari Kenes. "Baiklah kalau itu keinginanmu, Aku pun tidak memaksa, sejak awal aku gadang-gadang dirimu aku bisa memfasilitasimu dalam setiap pendidikan, namun nyatanya kamu malah bisa membiayai hidup pendidikanmu sendiri lewat jalur akselerasi yang kau tempuh! aku bisa apa? manusia hanya bisa berencana, namun tetap Tuhanlah yang memutuskan hasil akhirnya!" jawab tuan Zachary. "Nes, Antonio cassanova itu satu kelas dengan bukan?" tanya Andara saat perjalanan akan ke sekolah. "Betul Ra, kenapa emangnya?"tanya kenes penasaran, dalam hatinya dia was-was kalau kalau Andara menyukai orang tersebut. "Anaknya ganteng ya nes? udah punya pacar belum sih dia?"lanjut Andara bertanya tentang Antonio. "Setahu aku sih belum ya, soalnya meskipun anaknya ganteng, tapi dia itu sedingin kulkas, pintu malah, apa nggak beku itu kalau yang dekat sama dia? banyak wanita pikir-pikir kalau ingin dekat sama dia!" setahu aku sih begitu. "Masa sih Kak Antonia seperti itu?"pertanyaan dara seolah aku tak percaya dengan penjelasan Kenes. "Tapi,,, aku terlanjur jatuh cinta sama dia! bawaannya yang cool dan santai, irit bicara dan selalu jaim sama perempuan, menarikku untuk ingin memilikinya sebagai pacar!" jawab Andara yang sontak membuat Kenes tutup mulut, kenes tak percaya jika kini dirinya dan Andara menyukai pria yang sama. "Edan ini mah, bisa-bisanya kamu menyukai lelaki yang sama, apa kata dunia coba? dua Putri Zachary jatuh cinta dengan pria yang sama? iyyyuuuuhhh,, nggak banget deh ya?" Batin kenes bermonolog dalam hatinya. "Jika seandainya Antonio sudah jadian sama aku? kamu masih mau mengejarnya?" tanyakan memastikan. "Kenapa tidak? kita bisa bersaing secara Terang-terangan, toh kita masih sekolah ini, palingan juga cinta monyet yang ada! betul kan?" jawaban Andara membuat Kenes berkedip-kedip matanya, dia ingin memastikan Apakah benar yang di dengarnya itu. "Yang sekolah itu kamu dodol, Kalau aku mah sebentar lagi masuk ke universitas, level kita sudah beda, kamu masih murid SMP sedangkan aku sudah akan menjadi mahasiswa!" kelakar Kenes sedikit menyombongkan diri. "Kamunya aja yang kecepatan sekolahnya, yang ada seusia kita itu memang masih SMP, masa ABG kita terampas karena harus mengejar pendidikan yang seharusnya bukan untuk usia kita!" kata Andara sok bijak. "Kamu aja deh bukan kita, Maaf ralat!"balas Andara sedikit mengejek Kenes beradu argumen, kini keduanya hanya diam saja sampai mobil tiba di depan gerbang sekolah. Terlihat pak kepala sekolah bersama guru yang lain menyambut murid datang. setiap murid yang datang akan mencium tangan gurunya satu persatu, itulah salah satu kebiasaan yang sering dilakukan di sekolah tersebut, baik itu dari murid berusia PAUD sampai mahasiswa. itu sebagai wujud seorang murid menghormati gurunya. Sebelum masuk ke kelasnya antara menarik tangan kenes kemudian berkata. "Nes sampaiin ya salam aku buat kak Antonio, bilang kalau aku sangat mengaguminya, Aku mencintainya!" ucap Andara kepada Kenes. "Ooogah bingit, samperin aja sendiri, aku mah ogah dititipin salam, takut khilaf Ndak ku sampein, lagian ya aku juga menyukai Antonio, males banget nyampein salam kamu!" jawab kenes menolak Andara. Andara yang mendapat penolakan dari kenes pun hanya bisa mengepalkan tangannya tanda geram,“bisa-bisanya ya anak seorang ART berani membantahku!" gerutu Andara dalam hatinya, tapi lagi-lagi dia tidak bisa berbuat apa-apa, kasih sayang kedua orang tuanya terhadap kenes lah yang membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti sang papa akan sangat membela kenes, apalagi jika mengetahui kalau kenes tidak bersalah. "Aku harus melakukan apa ya? supaya Kenes menyerah dan tak bersaing denganku!" Andara mencoba memutar otaknya. Selama ini yang dirasakannya adalah sang art Sumirah ibunya Kenes selalu membelanya, sering dirinya memergoki saat Sumirah sedang memberi nasehat kepada kenes. "Kamu itu harus sadar diri kenes, Kamu adalah anak ibu, ART di rumah ini, jadi sudah sewajarnya jika kamu mengalah sama non Andara, juga dengan keinginan non Andara, satu lagi panggilah non Andara dengan sebutan non, janganlah kamu kurang ajar dengan tak memanggilnya dengan sebutan tak pantas!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD