Untuk beberapa detik aku terdiam melihat di depan sana si bodoh Anggia terlihat begitu cantik dengan balutan gaun pengantin pilihannya yang terlihat sederhana tapi pas sekali di tubuhnya. Senyuman manis tersungging di bibirnya yang entah kenapa membuatku bersyukur karena dia tidak menderita ketika akan menikah denganku seperti yang aku rencanakan sebelumnya bersama Zia. Setelah ku pikirkan lagi tidak ada alasan membuat Anggia menderita selama pernikahan karena walaupun Anggia sedikit bodoh tapi dia bukan gadis yang jahat. Dia kadang sedikit membangkang tapi sejujurnya dia lebih penurut dan mau diarahkan. Aku tidak merasa kesulitan sedikitpun selama berada di dekatnya selain aku harus ikut banyak bicara juga seperti dirinya. Tapi lama-lama banyak berbicara dengannya mulai menyenangkan. “Ba