BAB 16. Anggia

2134 Words

Aku tahu bahwa pernikahan ini bukanlah pernikahan sungguhan, tapi debaran di dadaku lebih hebat dari biasanya. Terlebih ketika om Raka menggandeng tanganku mesra menemui para tamu dan bercakap-cakap dengan mereka seolah om Raka benar-benar bahagia karena selalu tersenyum dan tertawa di setiap kesempatan. Tidak banyak yang hadir di pernikahan kami membuat suasananya terasa lebih sakral. Dan aku bersyukur karena diantara keluargaku hanya terlihat ka Davin dan ayah. Tidak ada mbak Zia dan keluarganya. Sepertinya om Raka memang sengaja mengaturnya begitu demi keamanan acara ini. Karena bisa di pastikan jika mbak Zia datang dia pasti akan mengamuk dan aku juga akan menjadi sasarannya. “Anggia, kakak nggak nyangka lo nikah duluan.” Kak Davin berbicara dan mau tidak mau membuatku menoleh kr a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD