When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Hari ini mau masak atau beli aja? Mas nggak masalah kalo beli biar kamunya istirahat ...." Mata Khala super bengkak, Bintang lihat, itu fix karena menangis sepanjang malam. Ya, kan? Sekarang Khala sudah keluar kamar, sudah mandi dan pakai gamis abu tua, sedang berjalan menuju dapur, Bintang ngintil dari ruang TV yang memang dia tidur di sana. Well, Bintang belum mandi. "Khal? Maafin Mas, ya?" Diraihlah tubuh itu, Bintang peluk dulu, minta maaf dulu, nggak mau kalau Khala ngambek bahkan sampai mengabaikannya begitu. "Maaf udah egois ... sebaik-baiknya yang Mas pikir itu baik, belum tentu baik juga di kamu, tapi Mas malah maksain itu. Maaf, Khal." Karenanya, Khala menghela napas panjang. "Syukur kalo udah tau, tapi lepas, Mas! Nggak segampang itu maafin kamu." Yang Khala paksa berjara