When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Wah ...." Itu suara Cakrawala, agaknya Bintang juga heran kenapa Bang Wala selalu eksis di sini. Menjadi buntut mami yang mana Mami Rana inginnya bertemu terus dengan Bintang, pasti itu alasan kenapa sosok Bang Wala berseliweran di sekitarnya. "Tajem juga cebong lo, Bin. Berapa kali nyuntik, tuh?" Oh .... Iya, seperti itu. Khala dipeluk Mami Rana yang kegirangan selepas melihat dua garis merah di tiga buah alat tes kehamilan, sedang Khala sendiri terpaku menutup mulut, tampak terkejut. Dengan Bintang yang tersenyum lebar di sini, bahunya ditepuk-tepuk Bang Wala. "Ya ampun, Mami seneng banget, deh! Ah, ayo, telepon papi!" "Eh, atau gimana kalo nanti akhir pekan ini kita adain kumpul keluarga?" "Akhirnya ... cucu Mami!" Cucu perdana. Bilamana dilihat dari garis keturunan mami mere