When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Pertama, waktu terbaik untuk seorang suami-istri berbulan madu atau bersenggama adalah setelah isya ...." Apa yang sedang Asya baca dalam hatinya, memangku sebuah kitab yang mana di sebelahnya ada suami. Aduh, Asya nggak sanggup padahal baru memasuki tahap awal. Asya melirik-lirik ke arah Guntur yang juga sedang membaca, entah pula buku apa. Bacaan Guntur itu another level bagi Asya. Ini saja Asya dipaksa. Ibu .... Harus banget Asya nurut sama suami begini? Asya menelan saliva. Dia lanjut membaca. "Boleh juga dilakukan setelah magrib sebelum isya. Hendaknya suami melarang siapa pun berhenti atau duduk di dekat pintu kamarnya, agar tidak ada yang mengganggu saat bersenggama." Asya tercenung, memangnya ada manusia segabut itu yang mangkal di depan pintu kamar pengantin baru ketika