When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Menikah. Rupanya Asya sudah jadi milik orang melalui ikatan perkawinan, akad tadi pagi berdengung dalam ingatan ditemani suara gemercik air di kamar mandi saat ini. Asya tatap pintu itu. Dan bukan tanpa alasan kenapa jantung Asya berdetak kencang sekarang. Nggak, Sista! Ini bukan karena Asya jatuh cinta, tetapi sebab malu, panik, dan bingung lebih tepatnya. Tiga rasa itu bercampur, bingung karena Asya baru pertama kali di kamarnya ini disinggahi lelaki, makanya jadi panik terlebih alasan hadirnya sosok lelaki itu di sini disebabkan oleh pernikahan, yang berarti ... umh, Asya makin deg-degan. Malu juga, karena dengan begini, artinya Asya akan bobok bareng si dia. Manusia yang dulu pernah Asya sukai. Sampai-sampai Asya tidak sadar kapan Guntur sudah keluar dan menanyakan Asya perihal mandi