59. Guntur - Asya binti Overthinking

1191 Words

Fix, hari itu malamnya Asya tepar. Bobok lebih awal, lebih nyenyak, dan bangun lebih siang. Hitung-hitung balas dendam setelah malam kemarin diajak begadang, juga tak ada momen tidur siang. Asya capek, Lur! Pinggang oh pinggang ... turun sedikit hingga area terlarang, agak unceha gimana gitu rasanya. Asya tak berani menjelaskan. Singkat cerita, niat hati mau ngobrol sama orang tua perihal boyong ke kediaman suami, diundur hingga saat sarapan tiba. Yaitu detik ini. "Nanti Ibu ikut pas Asya pindahan, ya? Papa juga." Tampak senyum tercetak di wajah ibu. "Pasti, dong! Nanti Ibu ajak Pelita." "Oke. Tapi kalo Lita nggak diizinin sama suaminya, Ibu jangan maksa." Ibu mencibir saja. "Rencananya kapan, Nak?" tanya papa untuk Guntur di sebelah Asya. "Insya Allah lusa, Pa. Tadinya mau hari i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD