When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Jujur, Asya nggak habis thinking sama diri sendiri yang mau-maunya naksir Guntur lagi. Dipikir sekeras apa pun, nggak ada hal dari Guntur selain fisik good looking-nya itu untuk Asya labuhkan hati kembali pada sosok yang sama dengan yang dulu menyentil perasaan juga harga dirinya. Bukannya gimana, tetapi tampilan fisik tidak menjamin hubungan akan berlangsung happy ending. Betul apa betul? Harusnya sebelum jatuh cinta, Asya telaah dulu apa-apa tentangnya, apakah aman hati Asya kelak bila dia labuhkan kepada sosok itu? Minimal, dilihat-lihat masa lalunya. Karena menjalin hubungan dengan orang yang masih ketinggalan di peradaban mantan itu melelahkan. Asya orang yang cukup perhitungan terkait hati, tetapi saat dia menerima Guntur menjadi suami, entah ke mana itu kalkulator hatinya. Hilang