When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Kan, kan ... kebanyakan makan, sih. Segala dimasuk-masukin ke mulut, jadi muntah gini, kan." Bintang sakit. Namun, bukannya diberi kasih sayang, ini malah diomel-omel gara-gara serba dimakan. Meski demikian, sedang Khala urut-urut tengkuknya, lalu dia usap-usap punggung itu, terhitung sudah kedua kalinya Mas Bintang muntah hari ini. "Perut Mas nggak enak banget, Khal," katanya. "Ya, lagian ... gorengan dimakan, minta dibikinin puding, bubur kuah, belum yang lainnya. Mas ini kebanyakan makan, tau! Perutnya berontak." Ugh .... "Jangan sebut gorengan." Rasanya mual sekali meski cuma dengar satu kata itu. Habisnya, Bintang kekenyangan oleh gorengan, enek, terus muntah-muntah sekarang. Entah, deh. Padahal semula gorengan tampak lezat meski baru jadi bayangan. "Ya udah, bikin cover-nya n