Mendengar ketiganya membahas kuliah, Lintang ikut duduk bersama mereka, dia duduk tepat di samping Ajeng. Ajeng gelisah, bukan karena berdekatan dengan Lintang, tapi bau keringat Lintang yang mengganggu hidungnya. Bau yang sama saat Lintang tidak mandi karena sakit. Sekilas Ajeng mengingatnya. “Ih, Mas Lintang. Sana mandi dulu gih! Bau ketek!” sergah Gita. Meskipun duduknya sedikit berjauhan, tapi bau keringat dari tubuh Lintang membaui hidungnya. “Emang bau gitu?” tantang Lintang cuek, dia dekatkan ketiaknya ke wajah Ajeng yang ada di sampingnya, Ajeng terkesiap, juga Anung. Ajeng refleks memegang hidungnya, dan meringis. Lintang tersenyum melihat ekspresi pada wajah Ajeng. Dia cubit pipi Ajeng sambil menatap tajam, membuat Gita dan Anung saling lirik. Lintang lalu berdiri dan melang