Tamu Widya

1107 Words

“Sayang kalo nggak kepake. Semua masih bagus, dan kita udah nggak punya masalah lagi. Atau … kamu masih marah?” Ajeng menggeleng sambil tersenyum lebar. Entah kenapa dia kali ini yakin Anung sungguh-sungguh tidak lagi menyusahkan dirinya. Dia pegang-pegang tas besar itu dan membukanya, ternyata ada beberapa baju baru tambahan, berupa baju kasual harian. “Ada yang baru lagi, Mas.” “Iya. Sisa produksi. Itu bahan premium yang tertinggi. Nyaman di kulit dan kamu pasti mau pake setiap hari.” “Makasih, Mas Anung.” “Sama-sama, Ajeng.” Anung menghabiskan jeruk hangat dan berdecak nikmat. “Hm … Mas Lintang pulang Sabtu ini. Kamu sudah tau?” Mendengar nama Lintang, hati Ajeng terketuk dan perasaannya kembali galau, dan raut wajah yang sedikit berubah masam. Tapi beberapa detik kemudian, dia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD