5

1339 Words
Namanya Feydeira Rose Sadega,19th yang lalu Rose,ibunya Fey melahirkan putri kecil dari keluarga Sadega.Bayi perempuan mungil yang sudah ditunggu sejak berita kehamilan kedua nya diumumkan.tentu saja Andy Sadega yang paling bahagia saat itu. "Ini Adek nya Kakak Dega,Namanya Dek Fey kamu harus sayang sama Adek ya" kata Andy yang saat itu sedang menimang anak perempuan semata wayangnya itu.Rose yang melihat interaksi antara Dega,anak pertama mereka dan Suaminya itu hanya bisa tersenyum bahagia. "Pa,kok Adek tidur terus sih?" tanya Dega dengan polosnya sambil menoel pipi gembil milik Baby Fey. "Adek masih ngantuk sayang makanya tidur terus,sekarang kamu tidur ya besok main lagi sama Adek" Dega kecil hanya tersenyum tanpa protes ketika Papanya mengantar ke kamarnya. "Papa sayang kamu" bisik Andy ketika Dega mulai memejamkan matanya. "Aku juga sayang Papa" gumam Dega pelan ketika menatap foto yang menampilkan Dirinya,Rose sang Mama,dan Fey,Adik semata wayangnya.entah sudah berapa menit ia habiskan untuk menghabiskan waktu di balkon kamar di langit yang berbeda dengan Adiknya. "Bengong terus,minum dulu" sebuah suara yang sangat Dega tau. Rose datang dengan membawa secangkir coklat panas kesukaan Anaknya itu."Kangen Adek ya?" tanya Rose ketika melihat foto yang dipegang Dega.Dega hanya mengangguk. "Mama juga kangen,tapi cuma bisa ngobrol bentar via skype tiap harinya,tapi nggak papa kita harus berjuang buat Adek ya,kamu yamh semangat" "Iya Ma,kita harus selesaikan ini semua,sebelum kangen aku ini semakin berlebihan" kata Dega membuat Rose terkekeh.ia mengelus rambut hitam legam milik Dega lembut. Liat Anak kita Mas,dia udah belajar bertanggung jawab untuk keluarga kita. Batin Rose *** "Dari tadi pagi bengong terus,kenapa sayang?" tanya Aksa ketika mengantarkan gadisnya ke sekolah. "Kangen Mama" jawabnya singkat,Aksa mengelus kepala Fey yang tertutup jilbab warna putihnya itu lembut. "Bentar lagi kan pulang,biar Dega selesein urusan disana dulu ya,Kamu kan ada Aku" Fey tidak menjawab,ia justru memalingkan wajahnya menuju jendela.perjalanan pagi ini tidak seperti biasanya,Fey yang tampak lebih diam dari biasanya dan Aksa yang sudah seperti hilang akal membuatnya tersenyum. "Aku pergi ya,kamu ati ati" kata Fey sambil mencium pipi Aksa ketika mobil Aksa sudah sampai di depan sekolah Fey. SMA N 1 YOGJAKARTA (SMA TELADAN) "Kamu juga ati ati nanti aku jemput sayang" Fey hanya mengangguk menanggapi Aksa. Ponsel Aksa berdering tepat ketika Fey menutup pintu. "Iya Ma" "..." "Mau ke kantor,masih banyak yang diurus" "..." "Nanti aku usahain,kalo Fey udah selesai Tambahan" "..." "Ma kita udah bahas beratus kali" "..." "Wassalamulaikum Ma" "..." Aksa mematikan ponselnya kemudian menghela nafas pelan.selalu seperti ini ketika ia ngobrol dengan Samita sang Mama. *** Sore nya setelah menjemput Fey,Aksa menyetujui permintaan Samita untuk datang ke rumah.Fey yang awalnya menolak akhirnya luluh juga karena bujukan Aksa. Rumah Samita terletak di daerah Kaliurang,membuat Aksa sedikit menghela nafas,hari ini harus bolak balik dari rumahnya di Jalan Wates,lalu menjemput Fey mengantar gadinya untuk ganti baju kemudian dilanjut ke rumah Samita.Sebenarnya ia kasihan dengan Fey yang sudah kelihatan sekali kalau sudah lelah,keluar kelas hampir jam 5 dan langsung pergi lagi,bahkan Aksa lupa kalau Fey belum makan. "Aku laper Sa,kamu nggak ngertiin banget jadi orang" gerutu Fey.mendengar itu Aksa menoleh. "Tadi nggak makan?" Fey menggeleng "Gimana bisa makan kalo aku istirahat full di perpus" "Nanti makan di tempat Mama aja ya" Fey hanya diam tanpa menjawab.Aksa tau mood orang laper itu sering sekali bikin baper.makanya dengan sabar ia mengelus lembut punggung tangan Fey yang ia genggam sedari tadi. Butuh waktu hampir 20menit untuk Aksa sampai dikediaman Samita,karena memang sudah hampir maghrib dan jalanan sepanjang Jln Magelang itu macet total. "Assalamulaikum" ucap Aksa mengucap salam sambil menggandeng tangan Fey memasuki rumah. Dari arah belakang Samita dengan senyum 5 jari dan langkah lebarnya menghampiri Putra semata wayangnya itu.Aksa langsung menyalimi Mamanya diikuti Fey,walaupun ia tidak suka dengan Fey tapi ia masih menerima uluran tangan gadis 19th itu. "Ayo makan dulu,pasti kamu lapar,kamu harus liat Mama bawa siapa" ajak Samita sambil menggamit lengan kokoh Aksa,Fey yang sedari tadi diam karena takut pun juga ikut tertarik karena tangannya yang selalu Aksa genggam. Didapur sudah ada Heidy dan seorang wanita.Samita tampak antusias sedangkan Heidy yang sempat ditatap Aksa seolah bertanya ada apa? Hanya mengendikkan bahunya. "Papa" panggil Fey pada Heidy lalu mencium tangannya lembut.Heidy tersenyum melihat gadis kesayangan Anaknya itu.ia kemudian menarik Fey agar duduk di dekatnya.Aksa melepas genggaman tangannya. "Duduk sini sayang" Fey menurut saja,toh ia memang sering takut kalau berdekatan dengan Samita,kentara sekali kalau Mamanya Aksa itu tidak suka padanya.Fey yang memang sedikit crewet akan berubah menjadi puteri keraton ketika berada disekeliling Samita. "Sayang kamu inget Rahma nggak?" kata Samita memulai aksi terselubungnya.Rahma yang sedari tadi sibuk didepan kompor pun membalikkan tubuhnya. "Rahma temen SD ku?" tanya Aksa yang diangguki oleh wanita yang mengenakan jilbab warna peach itu. "Ya ampun sekarang udah dewasa ya,tambah tinggi,dulu aja tumbuh kesamping" gurau Aksa kemudian mendekati wanita itu,memeluknya hangat yang disambut baik juga oleh wanita itu. "Mas Aksa mah gitu banget kalau mengingat masa lalu,malu ah" timpal Rahma sambil menepuk lengan Aksa pelan.Samita adalah orang yang paling senang ketika mendapati reaksi Aksa 'selangkah lebih dekat'. Heidy yang melihat Fey menunduk melihat interaksi Aksa san wanita bernama Rahma itu pun mulai  menggenggam tangan mungil itu seolah memberi kekuatan 'tenang Papa cuma mau kamu jadi mantu Papa' bisiknya lembut membuat senyum terukir di bibir Fey. Setelah acara pelukan itu,Aksa duduk di samping Fey yang berhadapan dengan Rahma dan Fey yang berhadapan dengan Samita. "Sayang,Aku mau telur baladonya dong" kata Aksa menunjuk telur balado di dekat Fey.belum sempat tangannya meraih mangkok itu Samita sudah menariknya memberikan pada Rahma. "Ini nduk ambil kan buat Aksa,biar lebih akrab" katanya kentara sekali kalau ingin mendekatkan keduanya. Aksa yang merasakan ketidaknyamanan pun akhirnya menolak Rahma mengambilkan telur balado yang ia inginkan.Fey? Jangan ditanya,gadis itu terus saja menunduk menekuri makannya,mencoba untuk kuat menahan air matanya yang sudah berkumpul dipelupuk,padahal sejak ia memasuki rumah Samita rasa lapar yang ia tahan sejak tadi menguap entah kemana. "Ujian kamu gimana sayang?" tanya Heidy mulai mencairkan suasana meja makan yang beberapa saat menegang. "1 bulan lagi Pa,masih sibuk Ujian praktek sama penilaian juga" jawab Fey pendek. "Terus udah ambil bimbel dimana?" "Aksa yang ngajarin Pa" kali ini Aksa yang menjawab. "Loh bukannya kamu sibuk sama kantor baru kamu,kenapa masih ngajar juga?" tanya Samita sengit. "Aku yang nawarin kok," "Iya tapi kamu nggak usah lah terlalu diforsir gitu,kalo kamu sakit juga datangnya ke siapa kalo nggak ke Mama,kemarin aja w******p minta dikerokin,katanya masuk angin,lah kemana pacar yang kamu banggain itu,Mama butuh menantu yang bisa Mama andelin buat jagain kamu,ngerawat kamu,bukannya malah kamu yang ngerawat,gimana sih" gerutu Samita panjang lebar,Fey yang sedari tadi menahan sesak didada pun akhirnya beranjak. "Pa,Ma Fey keluar dulu mau ngabarin Mama sebentar" pamit Fey sambil berusaha tersenyum. Aksa yang melihat itu geram,ia mengepalkan tangannya kemudian menggebrak meja membuat ketiga orang itu kaget. "Mama puas? Nyesel aku datang ke sini" kata Aksa kemudian meninggalkan meja makan untuk mengejar Fey. "Kenapa sih ,aku salah apa coba?" tanya Samita yang tidak merasa bersalah sama sekali. "Mama keterlaluan" kini Heidy yang berbicara kemudian pergi. "Lihat kan Ma,bahkan Suami Mama lebih milih gadis yang nggak pengalaman itu" curhat Samita pada Rahma yang sedari tadi hanya diam menatap keributan itu.ia mengelus bahu Samita lembut. "Emang yang tadi itu siapa Ma?" "Ya dia itu Fey,tunangannya Aksa yang masih SMA itu,Mama malu sama teman Mama disaat Anak yang udah dewasa justru memilih gadis ingusan yang sama sekali nggak tau tentang mengurus suami,hebatnya apa sih tu Anak,heran Mama" kata Samita menggebu. "Bahkan Aksa lebih milih dia daripasa Mamanya sendiri" tambah Samita kesal Rahma mengelus bahu Samita lembut sesekali memijitnya untuk menetralisir agar rasa kesal itu cepat menghilang. "Mungkin Mas Aksa punya pertimbangan sendiri untuk pendamping hidupnya Ma" kata Rahma mencoba bijak. "Mama kan tau yang terbaik buat dia kayak gimana,bocah ingusan yang masih SMA itu tau apa coba,pake jilbab aja kalo cuma kesekolah,kayak gitu mau disebut istri idaman" "Mama sabar ya,mungkin suatu saat Mas Aksa bakal kasih tau kenapa dia begitu mencintai gadis itu" "Mama semakin yakin kalau kamu pantes jadi pendamping Aksa" Rahma hanya tersenyum menanggapi ucapan Samita walau jauh dilubuk hati ia sangat meng amini doa wanita itu,tapi ia berserah diri masalah jodoh,rejeki,maut itu sudah diatur oleh yang maha kuasa.Wallahualam tidak ada yang tau..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD