Bab 10

1069 Words
Selamat membaca! Setelah acara ulang tahun berakhir lebih cepat untuk Nick dan Dave yang memang tidak bisa mengikuti acara tersebut sampai selesai karena urusan pekerjaan. Kini keduanya sudah berada di dalam mobil yang sedang dikendarai oleh Andrew. "Dave, aku ingin kamu menyelidiki tentang wanita yang bernama Jessy itu. Aku ingin tahu, apa maksud tujuannya menerima perjodohan itu, sedangkan antara aku dan dia tidak saling mengenal sama sekali." "Baiklah Tuan, saya akan mulai selidiki besok. Oh ya Tuan untuk meeting sore ini saya sudah siapkan semua materinya dan sudah saya kirim via email ya." "Baik Dave, terima kasih banyak." Mobil yang dikendarai oleh Andrew pun terus melaju membelah lalu lintas kota London yang saat itu terlihat renggang. ()()()()()() Sementara itu di dalam restoran, Angelica masih dibuat terkesima dengan sebuah tas yang diberikan oleh Nick kepadanya. Tas dengan merk favoritnya selalu menjadi kegemarannya dalam mengoleksi tas yang harganya bisa mencapai ratusan juta itu. "Hadiah dari Nick saja sudah membuat aku sangat bahagia, Dad. Memangnya apa yang kamu berikan ini?" tanya Angelica yang sudah dibalut rasa penasaran dalam pikirannya. "Buka saja sayang, nanti kamu juga akan tahu sendiri!" titah Carter yang memang sudah menyiapkan hadiah istimewa untuk sang istri tercintanya. "Ayo Mom, buka saja hadiahnya. Aku juga jadi penasaran Mom, apa sih yang diberikan oleh Daddy?" timpal Jessy yang sejak tadi lebih banyak diam dan hanya menyaksikan suasana haru yang terjadi di depan matanya. "Oke, oke, Jessy, Mommy akan segera buka ya." Angelica mulai membuka penutup kotak tersebut dan seketika sebuah kalung berliontin berlian terpampang jelas di dalam kotak itu. Sebuah kalung yang memiliki nama A Heritage in Bloom menjadi kalung berlian termahal di dunia dengan harga US$ 200 juta atau setara Rp 2,8 triliun. Harga yang selangit itu karena terdiri dari batu berlian 507 karat dan terdapat 600 berlian pink di sekelilingnya. Berat keseluruhan kalung mencapai 226 gram. "Ini sangat mewah, Dad," ucap Angelica yang masih tak percaya jika kalung termahal di dunia itu kini ada di dalam genggamannya. "Kamu pantas mendapatkannya, sayang. Sini biar aku pakaikan." Carter pun bangkit dan mengambil kalung tersebut dan mulai mengalungkan pada leher sang istrinya disertai dengan sebuah ucapan cinta yang terdengar berbisik di telinga Angelica. "Aku mencintaimu Angelica," bisik Carter yang ternyata masih dapat didengar oleh Jessy dan membuat wanita muda yang memiliki paras cantik itu bermimpi bahwa Nick suatu saat nanti akan memperlakukannya istimewa seperti apa yang dilakukan oleh Carter terhadap Angelica. "Tapi jika melihat cinta dari Nick yang sangat besar untuk Mommy, aku sangat yakin kalau Nick juga pasti akan sangat mencintaiku setelah menikah nanti," batin Jessy yang tengah berbunga-bunga dengan perjodohan antara dirinya dengan Nick. Ya, walau belum lama saling mengenal. Namun, itu tak mengurungkan niat Jessy untuk menjadi istri dari seorang Nick Carter, salah satu pengusaha muda sukses dan satu-satunya pewaris harta kekayaan keluarga Carter yang tidak akan habis 7 turunan sekalipun. ()()()()() Setelah menempuh perjalanan selama 40 menit, kini mobil yang dikendarai oleh Andrew telah tiba di pelataran Galaxi Corporate, tempat dimana Nick akan menghadiri meeting dengan pimpinan perusahaan tersebut. Meeting yang akan membahas masalah proyek kerjasama kedua perusahaan terkemuka di kota London itu. Tak berapa lama Andrew menghentikan mobilnya, Dave pun bergegas keluar dari mobil demikian juga dengan Andrew yang langsung membukakan pintu mobil untuk Nick. "Silahkan Tuan." "Terima kasih Andrew." Nick dan Dave pun mulai melangkah memasuki lobi Galaxi Corporate saling beriringan. Namun, saat keduanya baru saja masuk ke dalam lobi, langkah Dave terhenti ketika melihat seorang wanita yang dilihatnya sewaktu di mall. Wanita yang sempat mendekati tuannya, tapi saat itu Nick malah sama sekali tak mengenalinya. "Wanita itu, yang waktu di mall. Apa dia bekerja di perusahaan ini?" gumam Dave penuh tanda tanya. Nick yang merasa Dave tertinggal, seketika berbalik dan memanggil asistennya itu. "Dave, ayolah cepat!" titah Nick yang sejenak menghentikan langkah kakinya untuk memanggil Dave. Sadar bahwa dirinya ditunggu oleh Nick, kini Dave menepikan sejenak pikirannya dan mulai menyusul tuannya itu yang berada beberapa langkah di depannya. Setelah berada didekat Nick, Dave pun langsung berbisik didekat daun telinga Nick untuk memberitahukan kepada tuannya, bahwa sosok wanita yang pernah ditemuinya di mall ternyata bekerja di perusahaan tempat dimana mereka akan meeting hari ini. "Tuan, wanita itu ada di sini. Wanita yang kau temui di mall, sewaktu kita membelikan hadiah untuk Nyonya Angelica." Nick yang memang tidak bisa mengingatnya, hanya dapat menatap wajah wanita yang saat ini tengah menunggu kedatangannya. "Wanita itu, jadi ini mungkin pertemuanku yang ketiga ya dengan wanita itu, Dave?" tanya Nick berharap asistennya itu dapat membantu rasa penasarannya. "Kemungkinan seperti itu Tuan, tapi setelah meeting ini saya akan selidiki semuanya." "Baiklah, Dave. Segera kabari aku ya! Entah kenapa wanita itu begitu nyaman untuk terus aku tatap? Tidak seperti Jessy." Perkataan Nick membuat Dave dapat membaca bahwa ada getaran yang terjadi di hati tuannya saat bertemu dan bertatap muka dengan Alexa. "Sepertinya Tuan Nick menyukai wanita itu," batin Dave yang dapat menilai dari semua perkataan tuannya tentang wanita yang saat ini dilihatnya. Berbeda dengan Nick yang saat ini dipenuhi decak kagum, Alexa sendiri begitu terkejut saat mengetahui rekan bisnis yang akan meeting dengannya adalah seorang pria yang sempat membuatnya merasa malu setengah mati di mall kemarin. "Kenapa dunia ini begitu sempit sekali? Kenapa harus pria itu lagi?" gumam Alexa yang tak menyukai pertemuan ketiganya dengan Nick. Saat ini langkah Nick dan juga Dave telah semakin dekat ke arahnya, hingga beberapa detik kemudian mereka pun sudah berada tepat di hadapan Alexa yang sejak keduanya masuk sudah mendapatkan sorotan dari wanita itu. "Selamat sore Tuan Nick dan juga Tuan Dave. Perkenalkan saya sekretaris, Tuan Jack. Mari silahkan ikuti saya, kita akan ke ruang meeting yang berada di lantai 7!" Walau dipenuhi rasa kesal atas sikap Nick saat pertemuan mereka di mall kemarin, tapi Alexa tetap bersikap profesional menyambut kedatangan Nick dengan berlaku ramah dan mengulas senyum manisnya. Hal yang membuat Nick semakin kagum kepada wanita cantik itu yang sudah berhasil membuatnya terpikat, walaupun pertemuan ketiga mereka saat ini tetap menjadi pertemuan pertama bagi pria itu. "Terima kasih, Nona Alexa." Dave menjawab dengan ramah mewakili Nick yang saat ini hanya termangu tanpa sepatah kata apapun. Kini ketiganya pun mulai melangkah menuju sebuah lift yang berada di sudut lobi dan Alexa berada di depan Nick juga Dave. "Entah kenapa aku merasa seperti sudah mengenalnya sejak lama. Andai saja aku tidak menderita amnesia, pasti aku tidak akan pernah melupakanmu, Nona Alexa," gumam Nick terus menatap punggung wanita itu yang saat ini melangkah di depannya. ()()()()() Bersambung✍️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD