Bab 9

1225 Words
Selamat membaca! Kedatangan Jessy yang tiba-tiba menumbuhkan rasa penasaran di pikiran Nick akan alasan wanita itu datang ke acara ulang tahun Angelica. "Kenapa ada wanita ini di sini? Siapa yang telah mengundangnya?" tanya Nick penuh tanda tanya di dalam hatinya. Sama halnya dengan Nick, Dave juga tidak menyukai kehadiran Jessy di acara istimewa yang telah disiapkan oleh Nick untuk Angelica. "Sepertinya wanita ini datang atas undangan Tuan Carter," batin Dave menerka-nerka. Setelah memberikan selamat kepada Angelica, kini Jessy sudah terlihat duduk di kursi kosong yang berada di antara Angelica dan juga Nick. "Nick, kamu apa kabar?" tanya Jessy yang memang sudah lama sekali tidak bertemu dengan pria itu. Terakhir kali mereka bertemu saat Nick menemani Angelica untuk datang ke acara ulang tahun Julie, ibunda Jessy. "Ya aku baik, Jes. Kamu sendiri gimana?" jawab Nick yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan kepada Jessy. Pertanyaan yang sebenarnya hanya terkesan basa-basi di hadapan orang tuanya. "Aku juga baik, Nick. Kamu itu manis banget ya, sampai mempersiapkan acara ini untuk Mommy." Perkataan Jessy membuat Nick seketika tersedak salivanya sendiri. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pujian yang terlontar dari mulut wanita berparas cantik itu, tapi kata terakhir yang diucapkan Jessy, membuat Nick sedikit terhenyak karena wanita itu memanggil Angelica dengan sebutan Mommy. Panggilan yang berbeda saat terakhir mereka bertemu, waktu itu Nick masih ingat dengan jelas bahwa Jessy hanya memanggil tante kepada ibunya. "Tuan, Anda baik-baik saja?" tanya Dave yang langsung menuangkan segelas air dan dengan cepat menyodorkannya kepada Nick. "Terima kasih, Dave." Nick pun mengambil gelas itu dan mulai meminumnya sampai air itu habis tak tersisa. Sikap yang ditunjukkan oleh Nick, sungguh membuat Carter dan juga Angelica dapat membaca ketidaksukaan putranya itu dengan kehadiran Jessy di restoran ini. "Nick, maafkan Daddy ya. Maksud Daddy mengundang Jessy ke sini adalah karena Daddy teringat dengan harapan dari Mommy-mu yang ingin menjodohkan kalian berdua." Perkataan Carter tak terlalu mengejutkan Nick karena sebelumnya pria itu sudah dapat menduga akan arah pembicaraan yang melibatkan Jessy saat ini. "Iya Nick, Mommy rasa kamu itu sudah cukup umur untuk menikah. Mommy ingin segera menimang cucu, Nick, apa kamu tidak ingin mengabulkan permintaan Mommy di hari istimewaku saat ini?" Apa yang diucapkan oleh Angelica membuat Nick merasa tak mampu untuk menolak keputusan orangtuanya. Terlebih saat ini, sorot mata Angelica benar-benar menampilkan kebahagiaan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. "Sekarang bagaimana ini? Apa yang harus aku katakan? Jika aku menolaknya, Mommy pasti akan sedih dengan keputusanku ini," batin Nick yang sesekali melihat ke arah asistennya yang juga sempat melihatnya. Dave yang juga terkejut dengan perkataan Carter dan Angelica, hanya dapat diam sambil memikirkan sesuatu yang bisa dilakukannya setelah acara ini selesai. "Saat ini Tuan Nick pasti sedang kebingungan untuk menjawab permintaan Nyonya Angelica. Aku paham betul, jika dia pasti sebenarnya ingin menolaknya," gumam Dave yang tak bisa membantu tuannya di situasi seperti sekarang ini. "Jadi bagaimana Nick? Kamu pasti setuju dengan keputusan Mommy dan Daddy 'kan?" tanya Angelica dengan menautkan kedua alisnya. Nick yang tak ingin mengecewakan sang ibu di hari ulang tahunnya, hanya dapat mengiyakan dengan mulai mengembangkan senyumannya, walau sedikit dipaksakan. "Baiklah Mom, aku setuju." Jessy yang mendengar pernyataan Nick seketika ikut merasa bahagia karena apa yang diimpikan oleh wanita itu benar-benar akan terwujud. Impian untuk menikah dengan seorang pria yang merupakan pewaris tunggal dari harta kekayaan keluarga Carter. "Apakah kamu serius Nick?" tanya Jessy dengan senyum yang terulas di wajahnya. "Ya, aku serius Jessy." Walau penuh keraguan, namun karena ingin membuat ibunya bahagia, Nick berupaya untuk berakting seolah dirinya sudah benar-benar mantap dengan keputusannya. Baik Carter dan Angelica sungguh merasa sangat bahagia karena pernikahan putra semata wayangnya, akhirnya akan terlaksana. Itu artinya impian besar mereka untuk memiliki cucu dari Nick sebentar lagi akan segera terwujud. "Baiklah, dalam beberapa hari ke depan Daddy akan mengatur acara pertunangan kalian dulu ya dan sebulan setelah itu, pernikahan kalian akan berlangsung meriah di kota ini." Carter mengatakan semua itu dengan penuh keyakinan sambil melingkarkan tangannya di belakang tubuh istrinya yang saat ini terlihat bahagia. "Atur saja Dad, aku tinggal mengikutinya saja." Nick menjawabnya dengan singkat dan coba mengalihkan topik pembicaraan mengenai Jessy dengan menyodorkan sebuah kotak kepada Angelica yang diambilnya dari balik saku tuxedonya. "Mom, ini buat Mommy, hadiah dari aku." Nick mengulas senyum bahagia karena dapat memberikan ibunya dua hadiah sekaligus hari ini. "Apa ini Nick?" tanya Angelica yang sudah menggenggam dan terus melihat dengan penasaran akan isi dari kotak yang terbungkus oleh kertas kado itu. "Selain itu aku juga punya satu hadiah lagi, Mom. Ayo Dave berikan hadiah itu!" titah Nick kepada asistennya yang langsung mengambil sebuah kado yang disembunyikan di bawah meja, agar tidak terlihat oleh Angelica. "Silahkan Nyonya, ini hadiah untuk Anda juga dari Tuan Nick." Dave menyodorkan sebuah hadiah yang ukurannya lebih besar dari kotak yang saat ini berada dalam genggaman Angelica. "Lebih tepatnya hadiah itu adalah pilihan Dave, Mom." "Benarkah begitu, Dave? Sweet sekali kalian berdua ini, apa boleh aku membukanya sekarang?" tanya Angelica yang sudah tidak sabar dengan hadiah-hadiah pemberian dari Nick. Ketika Angelica ingin membuka hadiah dari Nick, sebuah kado yang juga membuat Angelica penasaran diberikan oleh Carter ke hadapan sang istri. "Kalau itu dari Dave, ini hadiah dari aku, sayang." Carter meletakkan sebuah kotak yang ukurannya tidak jauh berbeda dari hadiah yang Nick berikan. Hanya saja kotak yang Carter berikan tidak dibungkus oleh kertas kado dan Angelica hanya tinggal membuka saja penutup kotak tersebut. "Apa ini sayang?" tanya Angelica yang sudah dipenuhi kebahagiaan di hati dan pikirannya. "Buka saja, sayang! Tapi sebaiknya buka saja hadiah dari Nick dan apa yang dipilihkan Dave untukmu, aku penasaran." Perkataan Carter pun disetujui oleh sang istri yang saat ini mulai membuka satu persatu hadiah dari Nick. Wanita itu pun memilih untuk membuka hadiah kotak yang sejak tadi sudah digenggamnya. "Mommy benar-benar penasaran akan isi kotak ini karena tidak biasanya kamu tahu selera, Mommy 'kan Nick. Apalagi kamu itu tidak terlalu suka kalau diajak jalan-jalan ke mall untuk menemani Mommy belanja." Usaha Angelica untuk membuka kado tersebut ya, akhirnya berujung dengan kebahagiaan yang semakin membuncah dalam hatinya, setelah mendapatinya sebuah cincin bermata berlian yang diberikan oleh Nick. "Ini indah sekali, Nick. Kenapa kamu tahu kesukaan, Mommy. Cincin ini yang dulu Mommy pernah posting di i********:, tapi karena cincin itu limited edition, makanya Mommy jadi enggak kesampaian untuk membelinya karena kehabisan." Nick pun tersenyum bahagia dengan apa yang dilihatnya saat ini. Bagi pria itu, kebahagiaan Angelica adalah separuh jiwa untuknya dan kesedihan sang ibu merupakan duka yang mendalam untuknya. Maka itu sebisa mungkin, Nick tidak ingin membuat Angelica menangis ataupun bersedih. "Kamu suka, Mom?" tanya Nick dengan mengangkat kedua alisnya. Ia tahu betul, jika sang ibu pasti akan sangat bahagia karena Nick masih ingat betul saat Angelica kehabisan cincin tersebut. Wanita yang masih terlihat cantik, walau usianya sudah 45 tahun itu menangis seharian, sebelum keesokkan harinya Carter mengajaknya pergi ke Paris barulah kesedihan Angelica sirna dalam perjalanan itu. "Jangan ditanya, Nick. Mommy pasti suka sekali. Terima kasih banyak ya, Nick." Angelica meraih tangan Nick dan mengusapnya dengan lembut karena ia sangat bangga memiliki seorang putra seperti Nick. Selain baik, pria itu juga terkenal ramah terhadap semua orang yang ditemuinya dan sangat menyayangi keluarga, terutama kedua orang tuanya. "Semoga aku selalu dapat membuat kebahagiaan itu terus hadir di wajahmu, Mom. Aku sangat menyayangimu," batin Nick dengan sorot matanya yang tak henti-hentinya menatap sang ibu yang tengah berbahagia, saat membuka hadiah-hadiah yang ia berikan. ()()()()() Bersambung✍️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD