4. Akira Ariri

1269 Words
Sebelum para bangsa Vampir itu menyerang. Keadaan istana Dream Island terlihat tentram dan damai. Terutama tentang kebiasaan Putri Akira. Karena gandum adalah sumber makanan pokok istana ketika persediaan makanan mulai menipis. Tidak hanya itu, Akira belajar berkebun di halaman belakang istana untuk menyediakan sumber makanan pokok untuk kebutuhan sehari-hari. Kepandaian putri Akira saat menanam biji-bijian itu dapat menghasilkan lebih banyak setiap musim semi datang. Meskipun di musim dingin Akira tidak bisa berkebun karena badai salju membuat tanamannya tidak subur. Akira merasakan lelah saat menyirami gandum yang sudah ia tanam yang memasuki usia 2 minggu. Karena Akira sangat menyukai bercocok tanam dengan rutin dan sabarnya ia merawat dan menyirami gandum itu agar subur dan lebih cepat di panen. Sherard yang melihat putri Akira lelah pun membantunya. Mengambil satu ember yang tersisi air setengah itu. Menyiramkannya pada gandum yang masih kering. "Apakah Putri ingin beristirahat? Jangan terlalu di paksakan. Putri akan sakit," Sherard berkata dengan perhatian. Selama ini ialah yang ikut merawat putri Akira setelah kematian baginda raja Demon dan permaisuri Amira. Akira menggeleng. Tubuhnya sudah berkeringat dengan rasa sakit di kepalanya karena tidak makan sejak pagi. "Siapa yang akan menyirami seluruh gandumku? Apa kau sanggup?" tanya Akira meragukan Sherard karena prajuritnya itu tidak terlalu pandai berkebun. Sherard tersenyum tulus. "Serahkan saja pada hambamu ini putri. Hanya satu jam saja semua gandum yang ada disini akam selesai hamba siram," jawab Sherard dengan sedikit membungkuk dan memberikan penghormatan pada putri Akira. "Terima kasih. Aku ke istana dulu," Akira melangkah pergi dengan gaunnya yang menyapu tanah. Sherard melaksanakan tugasnya, menyirami gandum dengan takaran air yang biasanya putri Akira sarankan. Semakin baik merawatnya pasti akan menghasilkan panen gandum lebih banyak. *** Di dalam istana, Putri Akira makan dengan beberapa dayang menjaganya. Meskipun sebagai Putri, Akira tidak akan membedakan kasta siapa saja. Selalu ada topik mengobrol saat makan. Namun para dayang itu tetap meresponnya dengan hormat dan tunduk. "Nanti siang aku ingin pergi ke Sungai Biru. Sudah beberapa minggu ini aku tidak kesana," Akira berkata dengan sendu. Sungai Biru adalah tempat abu dimana jasad baginda raja ayahnya dan permaisuri ibunya di larung sebagai tempat peristirahatan terakhir. Selama 7 tahun silam, Akira harus kehilangan kedua orang tuanya. Bagaimana tidak? Saat perang antara kerajaan musuh, baginda raja tertusuk oleh busur panah. Sedangkan permaisuri ratu ibunya meminum anggur yang sudah beracun sampai saat ini Akira tidak mengetahui siapa pelaku itu. "Apa Putri Akira dijaga oleh prajurit atau pergi ke sungai sendirian?" tanya salah satu dayang istana namanya Mery. "Aku ingin pergi sendiri. Kalian semua jangan lupa makan. Aku tidak bisa menghabiskan ini," Akira merasa sudah kenyang meskipun hanya memakan beberapa saja yang terpenting perutnya terisi dan stamina meningkat. Setelah kepergian Putri Akira, para dayang istana mulai makan bersama. Sangat beruntung sekali memiliki seorang putri ratu yang baik hati. Maka dari itu, semua selalu segan kepada Putri Akira. Sifat lemah pembutnya membuat penghuni istana merasa tentram. Di lain tempat yaitu sungai Biru. Akira duduk di sebuah batu berukuran sedang. Tangannya menyentuh air sungai yang dingin. Hatinya kembali bersedih mengingat tempat ini adalah peristirahatan terakhir kedua orang tuanya. "Ayah, semoga tenang disana. Aku selalu menjalankan amanah ini sebagai seorang putri raja selama 7 tahun. Di usiaku yang masih muda saat itu, aku sedikit kesulitan karena tidak memahami sistem pemerintahan raja. Tapi Sherard, salah satu prajurit andalanku itu membimbingku sampai detik ini. Dia mengabdi kepadaku dengan hati yang tulus. Sherard yang sudah aku anggap sebagai seorang teman," Akira berkata pada sungai dengan air yang mengalir tenang, suara gemericiknya begitu merdu seperti melodi harmoni mellow yang tenang dan menyatu dengan kesedihan. "Untuk ibu, aku harap disana tidak merasakan apa itu namanya sakit. Sungguh, hari itu aku terlalu mengabaikan ibu karena masih bermain alat panah bersama Sherard. Sampai aku tidak menyadari ibu meminum anggur beracun itu," Akira menunduk dengan kedua matanya yang siap meneteskan tangisan. Sungguh sangat sedih dan merasa gagal karena saat itu ia tidak bisa menjaga ibunya dengan baik. Terlalu fokus dengan latihan anak panah bersama Sherard. Akira selalu tersenyum dan segan kepada semua orang. Tapi tidak ada yang mengetahui hatinya memendam kesedihan hebat. Meskipun waktu tidak bisa terulang kembali, Akira akan selalu menjaga dirinya baik-baik dari serangan para musuh istana dari kerajaan lain yang mungkin memiliki rasa iri dan dengki karena Akira berhasil memperluas kekuasaannya. Bahkan namanya sebagai putri Akira Ariri dikenal banyak orang, dari negara Teratai Damai sampai Bunga Akasia. Empat wilayah yang sudah Akira dapatkan tanpa harus bersengketa dengan musuh yang lainnya. Hujan yang tiba-tiba turun itu tidak mengganggu Akira, ia masih merindukan kedua orang tuanya. Tidak peduli gaunnya yang indah itu basah, Akira ingin mengungkapkan isi hatinya. Menjadikan Sherard sebagai teman, bukan berarti Akira selalu mencurahkan masalahnya pada prajurit itu. "Hujan. Sampaikan rinduku kepada ayah dan ibu di surga. Suatu saat nanti aku akan bertemu dengan mereka lagi. Oh Dewa, jangan pisahkan kami," Akira berdoa dengan hati damainya. Memohon pada Dewa Pencipta agar bisa bersatu dan di pertemukan lagi bersama dengan surga sebagai tempat yang selalu damai. Setelah menyampaikan rasa rindunya itu selesai, Akira kembali ke istana. Hujan deras ini akan menjadi saksinya sebagai perantara rindunya kepada ayah dan ibu. Semakin dingin, tubuh Akira menggigil. Bibirnya pucat karena suhu dingin membuat pertahanan daya tubuhnya menurun. Mungkin malam nanti ia demam. *** Sherard mengompres Putri Akira dengan kain sapu tangan rajutannya. Hanya dengan air dingin biasa, Sherard berharap suhu tubuh Putri Akira yang demam itu segera pulih. Setelah terguyur hujan deras, Putri Akira biasanya langsung demam. "Cepatlah sembuh," setelah selesai dengan tugasnya, Sherard pergi. Akira membuka matanya. Suhu tubuhnya yang awal mula panas menjadi dingin karena kain kompres yang Sherard berikan. Akira tersenyum. Kebaikan Sherard membuatnya merasa aman, meskipun hanya prajurit biasa tapi Akira menganggapnya sebagai pelindung. Karena tugas prajurit hanya melindungi raja, ratu dan yang penting adalah istana agar terhindar dari musuh yang menyelinap masuk. *** Akira berjalan dengan sedikit lemas menuju tahta singgasana. Meraih mahkota yang berada di meja lalu memakainya. Terasa berat, itulah makna mahkota yang sebenarnya selain berat menjalankan tanggung jawabnya pun berat. Tapi bagi Akira semua itu tak seberapa dengan jasa baginda raja ayahnya sampai memimpin di area medan perang. Sherard yang selalu menjaga dan mendampingi Putri Akira itu sangat khawatir. Kondisinya belum sepenuhnya pulih dan sembuh. Bibir Putri Akira pucat. "Putri Akira yakin hanya duduk disini?" tanya Sherard khawatir. Mata sayu Putri Akira itu sudah menjelaskan bahwa sedang sakit, demamnya sudah turun. Suhu tubuh Putri Akira kembali normal setelah Sherard mengompresnya. Akira mengangguk pelan. "Aku bosan di kamar. Sherard," panggil Akira dengan suara lemahnya. Kondisinya tidak sehat menurunkan kekuatan Akira. Hari ini ia tidak bersemangat memerintah istana. Tapi karena ini adalah amanah dari kedua orang tuanya dengan berat hati Akira menjalankannya. Sherard menatap Putri Akira. Menunggu keputusan yang akan di ucapkan. Apakah akan ada tugas? "Jadikan istana ini lebih bersih dan asri. Karena raja Arta akan datang dalam waktu enam jam lagi," ujar Akira pada Sherard yang di angguki patuh oleh prajuritnya itu. "Boleh hamba tau mengapa raja Arta datang ke istana kita Putri?" tanya Sherard ingin tau. Pasalnya raja Arta sangat jarang ke istana Dream Island dengan jangka waktu yang cukup lama sekitar tiga tahunan, tapi sekarang raja Arta datang kembali hanya dalam waktu satu tahun saja meskipun itu sekali. "Kedatangan raja Arta karena ingin meminta bantuan mengenai makanan yang kekurangan di wilayahnya. Maka dari itu alasanku menanam gandum adalah ingin membantu beberapa raja yang sedang kekurangan makanan pokoknya. Jangan lupa, nanti siapkan gandumnya secukupnya saja." Sherard mengangguk. "Baik hamba akan menyiapakan gandumnya sesuai perintah Putri," Sherard melangkah pergi, ia harus memperindah suasana istana agar asri dan segar sebelum kedatangan Arta yang di kabarkan kurang dari enam jam lagi. Sebelum tanda-tanda peristiwa aneh, Putri Akira mengadakan pertemuan bersama raja Arta. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD