Maju Selangkah

1378 Words

Pemuda jangkung itu terlihat menunggu di dalam kafe sembari melihat keluar jendela. Manik matanya bergerak tenang dengan bibir yang sesekali menghela gusar. Minuman milkshake Vanillanya sama sekali tidak disentuhnya. Pikirannya masih melangnangbuana, mengingat bagaimana Azura menangis sesegukan di dalam pelukannya. Tangisan yang sampai sekarang ini masih menempel pada telinganya. Seseorang berdehem pelan membuat ia mendongak kecil melihat sosok itu sudah menarik kursi dan mendudukan diri di depannya. "Gue tungguin Alisa tidur siang dulu baru gue kesini, kasian kalau gue tinggal. Apalagi dia sekarang tambah manja sama gue," ujar saudara kembar Azura itu dengan senyum simpulnya. Alvaro tertawa kecil sembari merunduk pelan, "Gak kerasa yah, lo udah mau punya anak aja." Sosok yang tidak la

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD