Naira sampai di sekolah Malika ketika jam istirahat sedang berlangsung. Wanita itu berjalan menuju arah kantor administrasi sekolah. Langkah kaki yang semula terhela cepat tersebut memelan ketika rungunya menangkap suara yang berasal dari tempat yang dituju.
“Beritahu orang tuamu untuk segera membayar. Sebentar lagi sudah ujian semester dan kamu satu-satunya murid yang belum membayar uang seragam. Kamu mengerti apa yang Ibu katakan, bukan?”
Langkah kaki Naira terasa berat terhela. Wanita itu berdiri terpaku.
“Kalau sampai besok orang tuamu masih belum juga membayar, kamu tidak bisa ikut ujian. Kamu mengerti, Malika?”
Naira merasakan dadanya sesak. Dia bisa mendengar suara bergetar Malika menjawab gurunya.
“Ibu tidak mengerti apa yang kamu katakan. Pokoknya sampaikan pesan ibu pada ora
