Raka POV. Seperti yang aku katakan pada Reina, bahwa aku ingin pulang bersamanya nanti setelah selesai ngampus. Namun ketika aku sampai ke sana, aku melihat Reina menaiki motornya Ikrar. Aku tentu saja marah padanya. Karena aku sudah mengatakan padanya sebelumnya bahwa aku akan mengajaknya pulang bersama. "REINA!" panggilanku membuat gadis ku itu menatap padaku. Ia mengerjap, mungkin kaget dengan panggilan kuat ku ini. Pun begitu laki laki jelek itu. Dia menatapku dengan tatapan yang sungguh membuatku sangat ingin mencekiknya. Dia punya hak apa, sampai merasa tidak suka padaku. Reina adalah miliku. Kami sudah hidup bersama selama bertahun tahun. Tidak ada satu pun laki laki di dunia ini yang boleh memisahkan antara aku dan Reina. "Lo mau ke mana?" tanya ku geram. "Eh, gue, mau--" "G