Edo sudah duduk di tempatnya, begitu juga Bambang sudah duduk di hadapan calon ayah mertuanya. Sementara Juleha, duduk di samping Bambang. Juleha dan Bambang sama sekali tidak saling tatap. Dari bibir keduanya, tidak ada keluar seulas senyum pun. Wajah itu sama-sama datar tanpa ekspresi. Sang penghulu pun dibuat bingung oleh sepasang manusia yang kini duduk di hadapannya. “Baiklah, apakah semuanya sudah siap untuk melangsungkan akad nikah ini?” tanya penghulu seraya menatap ke dua calon mempelai. “Siap tak siap, harus siapnya, Pak ... jantungku ini, mau lepas rasanya.” Edo menyunggingkan senyum di sudut bibirnya. Ia berusaha untuk mengendalikan debaran jantung yang berdetak tiga kali lipat dari biasanya. “Sebelum melangsungkah akad ini, saya ingin bertanya dulu kepada calon mempelai pr