When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Arga se -keluarga pun akhirnya terbang menuju Amerika. Satu keluarga ini memilih pindah untuk waktu yang cukup lama karena tugas sang Papah. Selama dalam perjalanan Abigail nampak diam dan sama sekali tidak bicara kecuali jika sang Mama sedang bertanya mau menu makanan apa yang sedang ingin di makan oleh Abigail saat ini. "Kamu kenapa Bi? Sakit? Atau pusing? Mukanyaa asem banget di lihat," ucap Arga yang melihat kenanehan dari raut wajah Abigail. "Hemmm ... Papah tuh ya, senengnya godain Abi kan. Lagi remuk redam itu hatinya, lihat gadis masa depannya di jemput sama cowok lain tadi di bandara," goda Nita pada Abigail membuat sang anak hanya bisa melirik sekilas ke arah Nita dan menatap pemandangan dari arah luar kaca pesawat. "Owalah ... Patah hati ceritanya. Lagi galau gitu bahasa gaul