When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Clara menatap ke bawah. Benar saja, ada lendir dan darah sedikit menggumpal yang sudah ada di lantai kamar mandi dan masuk ke dalam pembuangan air. Di pahanya juga turun campuran darah dan air. Clara menatap takjub pada darah itu dan tidak bisa berkata -kata. Ia memegang perutnya dan tidak ada yang sakit atau nyeri di bagian lainnya, hanya rasa mulas biasa. Lalu berdiri bersandar di dinding kamar mandi karena Clara sedikit pening seperti kekurangan darah. "Clara itu darah apa? Kok malah diam? Kita ke dokter sekarang?" titah Rey cepat. Rey panik jika sesuatu buruk terjadi pada Clara. Clara menggelengkan kepalanya cepat. "Jangan panik Sayang. Ini tamu bulanan perempuan," ucap Clara lirih. Sesekali menggigit bibir bawahnya. Tadi sama sekali tidak sakit, kenapa sekarang jadi sakit begini,