When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kedua mata Lia membola melihat Radit yang begitu semangat dan antusias. Jelas hal ini bisa membuat Papah Rey semakin marah pada Lia. Apa jadinya nanti, jika Lia turun berasam Radit lalu Radit ... Arghhh, rasanya tak bisa di bayangkan. "Kakak mau apa?" tanya Lia gugup sendiri. Radit sudah mematikan mesin mobilnya dan kini menoleh ke arah Lia lalu tersenyum lebar. "Tadi nantangin Kakak kan? Kalau mau serius langsung bilang sama Papah dan Mamah Lia?" tanya Radit dengan wajah serius. "Arghhh ... Gak Kak. Jangan Kak," ucap Lia ketakutan sendiri sambil mengoyangkan tangannya sebagai tanda jangan melakukan hal bodoh itu. Radit mengerutkan keningnya bingung. Dirinya malah merasa di permainkan oleh Lia sekarang. "Lia lho yang barusan bilang begitu? Ingat kan?" tanya radit pada Lia yang terlih