When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Nathan menoleh ke belakang karena jelas asal suara itu dari arah belakang tubuhnya. Terlihat Kepala Yayasan SMA PEsona BAkti dengan wajah serius malah terkesan galak dan garang dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam kantung celananya. Terlihat santai tapi jelas aura kemarahannya sangat nampak. "P -Pak Radit. Maaf Pak, saya hanya ingin membuat jera adik kelas agar bisa di siplin waktu," ucap Nathan dengan jujur. "Kamu pikir cara kamu itu berhasil? Lihat mereka malah asyik ngobrol dan bermain air," ucap Radit tegas. Kedua tangan di dalam saku celananya mengepal erat. Nathan kembali menatap ke arah taman melihat Lia dan Yudhis yang malah semakin akrab dan sama sekali tidak ada rasa jera karena di hukum. "Lakukan semau kamu sebagai ketua OSIS, kecuali untuk gadis itu!! Paham," tegas