When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Suara Rey yang cukup keras dan lantang membuat kedua mata Radit dan Lia membola dan saling menatap lekat. Radit yang baru saja menggapai tangan Lia dan menggenggam erat tangan mungil itu langsung di lepas perlahan. "Heii!! Kamu dengar atau tidak ucapan saya!! Dasar lelaki tidak sopan, di ajak bicara malah didiamkan," ucap Rey semakin keras. Radit berdiri dan membalikna tubuhnya dan kini kedua lelaki itu saling bertatapan. Rey yang menatap Radit bagai semburan api naga dan Radit menatap Rey dengan tatapan yang begitu teduh bagai mendung yang tak menurunkan hujan. "Pah ... Tolong jangan buat Radit bahagia sesaat denagn pertanyaan Papah. Tanpa Papah tanya pun, semuanya akan Radit berikan untuk Lia, se -mu -a -nya," ucap Radit sopan. "Kalau malam ini saya suruh kamu melamar Lia. Kamu sudah