When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Suasana sarapan pagi itu jadi tidak se -kondusif dan se -tenang tadi sebelum Rey menyatakan bahwa kedatangannya ingin melamar Clara dan menikahi Clara dalam waktu dekat. Bapak Clara memang dingin dan santai. Tidak ada lagi yang terlibat pembicaraan dengan beliau. Ibu Clara juga tak bisa berbuat apa -apa karean yang memiliki kuasa di rumah ini adalah Bapak Clara. Clara sendiri tak berkutik sesekali menatap ke arah orang tuanya secara bergantian. Nasib Clara memang berada di tangan kedua orang tuanya. Mereka yang berhak menetukan masa depan Clara dan kepada siapa Clara akan menikah, walaupun dalam hatinya berontak. Bapak Clara sudah selesai sarapan pagi. Menutup alat makanya di atas piring dan meneguk air teh hangat sebagai penutup sarapan paginya. "Kalau sudah selesai sarapan, Nak Rey b