When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Rey menatap sendu Clara yang berlari ke arah atas lantai dua mengikuti jejak menghilangnya Clara yang masuk ke dalam kamar tidurnya dan membanting pintu kamar tersebut dengan sangat keras. Brak!! Kedua mata Rey terpejam sekejap dan terbuka lagi saat mendengar pintu tertutup dengan keras. Begini rasanya memperjuangkan seorang gadis yang perlahan mulai ia sukai. Tak hanya menyukai tubuhnya saja tapi juga menyukai semua yang ada pada Clara. Baiknya, sederhananya, lembutnya, cerianya. Semalaman ini Rey mulai kehilangan sosok Clara yang terbiasa ada untuk Rey. "Lho Clara mana?" Ibu baru saja datang membawa kopi dan kue bolu buatannya untuk tamu istimewa yang datang dari jauh. "Ekhemm ... Clara naik ke atas. Sepertinya marah dengan saya. Mungkin Clara sudah tidak mau memaafkan saya," ucap R