When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Malam semakin larut, namun kedua mata Lia masih saja terbuka lebar tanpa ada rasa kantuk sedikitpun. Bahkan Lia sudah mencoba berbagai macam cara agar dirinya bisa tertidur, tapi tetap saja tidak bisa terpejam kedua mata Lia. Beberapa kali tubuh Lia bolak balik ke kiri dan ke kanan sambil memeluk guling kesayangannya. Musik MP3 sudah di putar berulang kali, agar Lia mengantuk, tapi gagal juga. Ting! Ponsel Lia berbunyi karena sebuah notofikasi pesan singkat masuk. Dengan malas, tangan Lia menggapai ponsel yang sudah di letakkan di nakas. Tumben -tumbenan sudah malam begini ada pesan singkat masuk. Aneh sekali. "Hah? Kak Radit? Ngapain dia," ucap Liamenatap ponselnya dan menscrol ke bawah membaca pesan singkat dari Radit. "Selamat malam tuan puteri. Gimana keadaan kamu malam ini? Masih