When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Satu jam berlalu ... Clara sudah berada di atas di dalam kamarnya menatap ke arah bawah jalanan yang semakin ramai dengan lalu lalang mobil yang keluar masuk ke.halaman rumahnya. "Ada apa sih?" bisik Clara di dalam hatinya. Perasaannya makin kacau tak menentu. Besok itu tinggal beberapa jam saja. Ah ya, kenapa aku lupa. Besok kan acara pertunangan aku dengan .... Hemmm ... kenapa harus dengan Pranoto sih. Kalau boleh milih, Clara maunya sama Pak Rey. Kayaknya hidup Clara bakal berwarna kalau bersama Pak Rey. Clara kembali lagi duduk di tepi ranjang. Perlahan ia mengusap perutnya. "Kalau beneran hamil gimana ya?" tanya Clara di dalam hatinya. Lamunannya seketika buyar saat Clara mendengar suara ketukan keras di pintu kamarnya. "Masuk!!" ucap Clara dengan suara keras dari dalam kamar.