When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Clara tengah mneyusui Adara di ruangan rawat inapnya. Rey masih setia duduk di tepi ranjang dan menunggu Clara menyelesaiakan menyusui Adara. Sebab hari ini, Clara sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, hanya tinggal menunggu otorisasi dokter di surat pulang pasien dan membuat surat kontrol untuk pasien. Sejak beberapa menit lalu, Rey menatap Clara yang terlihat sayang pada Adara. Kepala bayi dengan rambut tipis -tipis itu di usap dengan penuh kasih sayang. "Sayang ... Nanti malam Papah ya yang di usap -usap gitu," ucap Rey tiba -tiba membuat Clara menghentikan usapannya pada kepala bayinya dan menatap ke arah Rey yang ada di depannya. "Apa Pah? coba ulangi?" tanya Clara kembali. Clara terlalu fokus denagn bayinya sehingga tak mendengar dan kurang fokus pada ucapan Rey barusan. "Ekhe