When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Bel sudah berbunyi tanda waktu istirahat pertama. Hari pertama masuk sekolah langsung full time belajar hingga siang hari. "Lia ... Mau ke kantin gak?" tanya Rachel yang juga teman SMPnya menjadi teman sekelas Lia saat ini. "Yuk ... Emang gak bawa bekel? Biasanya kan bawa bekel?" tanya Lia pada Rachel. "Gak bawa. Tadi buru -buru berangkatnya," ucap Rachel yang sudah berdiri di depan meja belajar Lia untuk menunggu Lia membereskan alat tulisnya ke dalam tas. "Yuk ..." ajak Lia pada Rachel. Rachel bukanlah sahabat Lia. Mereka dulu hanya satu SMP dan Rachel terang -terangan menyukai Lio, saudara kembar Lia. Keduanya saling bercerita masalah perempuan dan melihat Lio yang sudah duduk satu meja bersama Zanna. Lio dan Zanna nampak sangat serasi dan begitu dekat. Lio terlihat sangat senang