When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pagi yang melelahkan sekali. Tidak hanya paha Clara yang terasa nyeri dan linu. Tapi juga seluruh tubuh Clara rasanya babak belue mengikuti keinginan Rey yang harus berpose dengan beberapa gaya. Lelaki itu tak hanya kuat tapi menyukai banyak gaya aneh yang penasaran untuk di coba. Rata -rata gaua itu agak aneh dan jarang sekali terdengar familiar. Contohnya saja, ada gaya kayang, gaya kapal terbang sampai gaya kodok loncat juga ada. Ya ampun, Clara benar -benar mengusap dadanya berulang kali. "Pak ... lelah. Boleh gak sih istirahat gitu. Makan dulu. Kira butuh amunisi buat sarapan," cicit Clara lemah. Dua bola matanya habya bisa terpejam karena kelelahan. Tenaga Clara benar -benar sudah terkuras habis dan energinya sudah lemah tak berdaya. Aktivitas ini bukannya menambahbdaya tapi malah