When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Radit melirik ke arah Lia yang masih emnatap dirinya dan mengulum senyum. "Kenapa sih kamu selalu cantik," ucap Radit sambil meirik Lia yang masih tak tenang. Blushh ... Rasa panas tak hanya di rasakan di kedua pipinya tapi juga di seluruh tubuhnya saat ini. Lia perlahan menegakkan duduknya dan menatap ke arah depan. Pagi ini jantungnya benar -benar di buat tidak sehat, bisa -bisa Lia kena stroke ringan kalau begini terus caranya. "Ekhemmm ... Jadi mulai kapan jatuh cinta sama Kakak?" tanya Radit tiba -tiba sambil memebelokkan mobilnya ke halaman Sekolah SMA Pesona Bakti. "Ehhh ... Udah sampai ya. Makasih ya, Kak. Lia langsung ke kelas ya," ucap Lia terbata karena gugup. Pertanyaan tidak ada akhlak memang buat Lia semakin spot jantung. Lia melepas sabuk pengaman dan membuka kunci di