When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Suasana restaurant jepang di lantai dua itu mendadak hening. Beberapa pengunjung yang memenuhi ruangan itu semua menatap ke arah meja yang di tempati oleh Radit, karena posisi Radit masih berdiri setelah bicara lantang denagn penuh rasa percaya diri yang tinggi. Sama seperti yang lain Radit juga menunggu jawaban dari sang pujaan hati yang namanya di pinta untuk menjadi istrinya tadi. Semua menanti jawaban Lia. Opa David dan Oma Silva saling melirik dan menatap Lia. Begitu juga dengan Clara yang sempat menahan napas beberapa detik karena pikirannya mulai kacau. Clara lebih bingung dengan sikap Rey, suaminya nanti. Rey sendiri belum bicara apapun. Sepertinya Rey juga menunggu Lia, putri sulungnya itu memberikan jawaban untuk Radit. Radit melirik ke arah Lia yang terdiam membeku menatap mak