When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Siang ini, acara makan siang di taman belakan sedang di persiapkan. Ayah David dan calon menantu Desy serta Radit masih asik mengobrol di ruang tamu. Sedangkan Bunda Silva sudah sibuk di taman belakang bersama Desy untuk ikut menata tempat prasmanan dan meja makan yang akan di pakai untuk makan siang bersama. Makin siang hawa juga akan terasa panas dan geras, apalagi bagi ibu hamil seperti Clara. Makin kesini, Clara makin tidak suka tempat yang sempit dan penuh sesak. "Eum ... Panas ih," ucap Clara tiba -tiba sambil mengibaskan tangannya ke depan wajahnya. hawa di kamar itu juga tetap terasa panas walaupun AC sudah di maksimalkan. Tapi pantulan cahaya matahari yang begitu terik melalui kaca jendela besar bisa membuat hawa di sekitar dinding itu menjadi panas. Tangan Rey terulur mencar