When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hari ini cukup terlewati dengan penuh drama. Lia dan Rachel pulang terakhir karena keduanya harus piket membersihakn kelas. Radit sudah menunggu di depan kelas Lia. Radit tidak peduli dengan ucapan orang. Lia lebih berharga dari apapun, sebagai suami, Radit harus bisa menjaga istri kecilnya agar tidak di sentuh lelaki lain selain dirinya, aplagi sampai menyebut Lia dengan sebutan yang tak pantas. Kecil -kecil gitu, Lia adalah istrinya. Pemilik sekolah ini. "Lia ... Pak Radit di depan tuh. Nungguin kamu kali?" tanya Rachel setelah membuang sampah dari luar kelas. "Pak Radit? Ngapain juga?" tanya Lia berpura -pura tak mengerti. "Ya gak tahu. Mau di ajak jalan kali? Ngomong -ngomong, berita hari ini bener? Katanya kamu meluk Pak Radit di kelas dua belas. Jadi baper kali tuh, nungguin di de