“Sekretaris Parveen, bisakah kamu memberikan berkas ini pada Direktur Fairel?” pinta seorang karyawan dari Departemen Personalia membuat Parveen mengangguk beberapa kali. “Kamu bisa meninggalkannya di sini dulu,” balas Parveen mulai memeriksa kembali berkas di hadapannya. Karyawan dari Departemen Personalia itu pun melenggang pergi. Meninggalkan Parveen yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Padahal ketika dirinya melihat dari kejauhan, gadis itu tampak menganggur. Sepeninggalnya karyawan tanpa name tag tersebut, akhirnya Parveen mengembuskan napasnya lega. Ia kembali merebahkan kepalanya sembari menatap kosong pada lorong kantor yang kini terlihat sepi. “Sedang apa kamu, Sekretaris Parveen?” Suara berat nen rendah itu pun sukses membuat Parveen menegakkan tubuhnya kembali. Akan tet