Senggol? Bacok!

1061 Words
"Gimana Bandung, Ra?” tanya Bayu yang baru datang dan langsung duduk di kursi kerjanya. Keyra memutar bola matanya. “Gak bagaimana-bagaimana. Masih ada gedung sate dan makin macet.” Keyra sudah misuh-misuh pagi ini karena tidak sengaja membuka email corporate miliknya dipagi hari. “Yeh, pagi-pagi udah konslet aja ni bocah,” Emily menimpali sambil menggelengkan kepalanya. Keyra menengok ke arah Emily dengan wajah memelas. “Gue baru masuk, Mbak. Kenawhy si bocah tua itu sudah kasih gue kerjaan baru.” Emily membelalakan matanya mendengarkan ucapan Keyra dan spontan membuka email miliknya. “Aduh syukur deh email gue aman.” Wajah Keyra semakin tertekuk mendengar respon Emily sambil mengumpati Ryandra dalam hatinya. Keyra pikir karena ia pergi training maka Ryandra akan sedikit berbaik hati padanya dengan menunda pekerjaannya namun nyatanya selama ia trainingRyandra tetap mengirimkan email-email pekerjaan untuknya. Wanita itu paham kalau lini usaha food and baverages itu akan terus memiliki pekerjaan karena lini usaha ini berkembang cukup pesat karena banyaknya inovasi yang terjadi dalam dunia kuliner. Namun Keyra tidak menyangka kalau dirinya akan dibombardir pekerjaan seperti ini. Walau tak jarang Ryandra membantunya namun semakin hari, Ryandra justru semakin melimpahkan semua pekerjaan kepadanya. “Banyak si bos kasih kerjaan buat lo?” Bayu menimpali kali ini. Keyra mengangguk lesu. “Ya udah, kerjain satu-satu. Fokus. Kalo salah bisa diterkam lo.” Bayu memperingatkan Keyra. Keyra menghela nafas panjang dan mengangguk sambil memandang laptopnya dengan pandangan nelangsa. ‘Baru juga masuk. Ya, Lord!’ Ryandra datang. Pria itu berjalan dengan santai memasuki ruangan dan berhenti tepat di depan meja Keyra. Pria itu mengerutkan alisnya melihat tingkah Keyra pagi ini. “Muka kamu kenapa, Ra? Kok mandangin laptop begitu? Rusak?” Keyra mengalihkan pandangannya dari laptopnya dan langsung memandang Ryandra sengit. Bayu yang melihat hal ini pun buru-buru menyelamatkan situasi. “Mending masuk ruangan lo deh, Ndra. Si Keyra lagi PMS. Ditelen bisa-bisa lo.” Ryandra menoleh menatap Bayu dengan alis terangkat sebelah. Emily yang mengerti maksud Bayu pun ikut menimpali. “Iya mending masuk, Pak. Keyra lagi mode senggol bacok.” Ryandra menatap Emily sesaat sebelum kembali menatap Keyra yang masih saja menatapnya sengit. Namun tidak lama kemudian Ryandra masuk ke dalam ruang kerjanya mengikuti apa yang Bayu dan Emily katakan. Sementara itu pandangan Bayu dan Emily tidak lepas dari Ryandra. Keduanya menghela nafas lega ketika Ryandra masuk ke dalam ruangannya dan pintu ruangan bos mereka itu tertutup sempurna. Bayu pun langsung memandang sengit Keyra dan menyemburkan kemarahannya. “Heh! Maemunah! Lo mau bikin kita semua seharian jadi korban nagasaki hirosima? Pagi-pagi sudah mau lempar bom atom sama si Ryandra!” “Gue kesel, Mas!” “Tapi jangan terlalu terang-terangan juga, Key. Lo bisa bikin kita semua sengsara seharian,” timpal Emily kali ini. Keyra memasang wajah nelangsa. “Maaf, Mbak.” Emily menghela nafas panjang. “Sabarin dulu, Key. Lusa kita udah ada tambahan team jadi ada tambahan otak buat mikirin kerjaan dari si bos.” Seharian itu Keyra fokus dengan segudang pekerjaannya. Keyra mengerjakan pekerjaannya dengan perhatian penuh karena tidak ingin kembali melakukan revisi. Hingga jam makan siang datang. Keyra pergi bersama keempat seniornya makan di kantin perusahaan. Keyra duduk bersebelahan dengan Emily sementara di sebrang keduanya ada Bayu, Hilman dan Langit. “Kalo sampe besok menu kita masih pasta, gue bakar nih kantin. Udah tiga hari kita dikasih makan pasta,” Bayu menggerutu melihat pasta yang ada dihadapannya. “Sekalian market research. Jangan ngoceh aja lo, Mas. Sudah dikasih makan gratis masih banyak mau aja lo. Kalo gak mau pasta ya makan di luar. ” Keyra membalas sengit gerutuan Bayu. “Tanggal tua ini, Key.” Keyra dan Emily memutar bola mata mereka mendengar jawaban terakhir Bayu. Mereka semua pun mulai menyantap menu makan siang mereka sambil mengobrol hingga obrolan mereka terhenti karena seseorang duduk di kursi kosong yang berada disebelah Keyra membuat perhatian kelimanya terarah pada kursi kosong yang kini sudah terisi. “Eh, Ndra. Tumben lo lunch di kantin. Gak lunch sama bos besar?” Ya, Ryandra adalah orang yang duduk mengisi kursi kosong yang terletak tepat disebelah Keyra. Bayu yang memang sudah lebih lama mengenal Ryandra pun lebih sering membuka percakapan terlebih dahulu dibanding teman-temannya yang lain. “Bokap lagi di Melbourne,” Ryandra menjawab singkat. “Kaga ada lunch meeting?” tanya Bayu lagi sambil menyendok pasta miliknya. Ryandra menggelengkan kepalanya. “Bay, laporan...” “Pak, kita lagi jam makan siang loh. Mesti banget bahas soal laporan sekarang?” Keyra memotong ucapan Ryandra dengan nada sengit. Bayu memandang kesal Keyra dan megetuk kepala keyra dengan sumpit yang berada diatas meja. “Gak sopan. Main potong omongan orang tua.” Keyra memandang sengit Bayu sementara Bayu buru-buru menatap Ryandra. “Si Keyra masih mode resek, Ndra. Maklum-maklumin aja deh kalo dia sensian denger kata laporan.” Keyra melanjutkan makannya dan mengabaikan keberadaan Ryandra. Ryandra asyik berbincang dengan ketiga pria dihadapannya. Tiba-tiba Keyra merasa membutuhkan air minum dan dengan cepat ia membuka botol minum yang masih tersegel itu. Entah mengapa botol minum itu terasa sulit ia buka. Keyra berhenti sejenak ingin meminta bantuan Emily namun botol yang sedang ia pegang itu tiba-tiba sudah berpindah posisi. Ryandra mengambilnya membukanya dan meletakkannya kembali di atas meja tepat dihadapan Keyra. Ryandra melakukan itu semua tanpa menoleh dan terus fokus berbicara dengan ketiga pria yang berusaha mengendalikan lirikan mata mereka. Keyra dan Emily sendiri mematung melihat gerakan Ryandra yang terlihat santai. Keyra saling berpandangan dengan Emily sesaat hingga Emily memberi kode melalui matanya. Keyra mengambil botol minum itu dan meminumnya dengan perasaan canggung. Ryandra segera pergi meninggalkan meja tanpa menghabiskan makan siangnya ketika sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Kelima orang itu pun langsung heboh akibat aksi Ryandra membantu Keyra. “Si bos lagi kesambet apa? Kok baik sama lo, Key?” Hilman memincing menatap Keyra. Keyra menggendikan bahunya. “Lah mana gue tau, Mas. Gue aja tadi kaget.” Emily mengangguk menyetujui ucapan Keyra. “Gue sama si Key langsung liat-liatan.” Bayu memandangi botol yang dibuka Ryandra. “Kemaren gue gak bisa buka botol soda kok gak dibantuin ya sama si Ryandra malah dia ledekin gue lemah terus ngeloyor pergi begitu aja.” Keempat teman Bayu yang lain pun tertawa lepas mendengar ucapan Bayu. Entah kapan itu terjadi namun apa yang terjadi saat itu berbanding terbalik dengan apa yang barusan terjadi. Satu pertanyaan muncul dari mulut Keyra “Jadi si bos itu lagi kenapa?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD